Akibat bencana hidrometeorologi ini terjadinya hujan yang sangat lebat, gelombang tinggi hingga angin kencang.
Potensi bencana hindrometeorologi ini diakibatkan oleh tiga hal yakni:
1. Monsun Asia yang memperlihatkan peningkatan aktifitas beberapa hari terakhir. Hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
2. Adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Samudera Hindia barat Sumatera, Laut Timor dan Teluk Carpentaria.
BACA JUGA:HP Poco M6 Pro Spesifikasi dan Harga Resmi di Indonesia, Berikut Penjelasannya!
Hal ini memicu terbentuknya pola pumpunan dan memperlambat kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan Selatan ekuator.
Selain itu dapat meningkatkan potensi angin kencang dan pertumbuhan awan hujan di Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian Selatan dan Jawa.
Hal ini berdampak pada terjadinya gelombang tinggi di perairan.
3. Aktifitas gelombang atmosif terjadi peningkatan sehingga berpotensi cuaca ekstrem.
BACA JUGA:Inspirasi Model Baju Cheongsam Pria untuk Imlek 2575 dengan Campuran Tradisi dan Modernitas
Seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial.
Hal ini bisa meningkatnya aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.
Oleh sebab itulah, masyarakat harus waspada terhadap potensi cuaca ekstrem hingga satu pekan kedepan.
Selain itu, potensi lainnya adalah banjir, longsor, berkurangnya jarak pandang, jalan licin hingga pohon tumbang akibat dari cuaca ekstrem.
BACA JUGA:9 Dalil Puasa Ramadan, Yuk Disimak Biar Puasa Ramadan 2024 Makin Mantap!
BMKG juga menghimbau kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi prakiraan cuaca di setiap kanal resmi BMKG, klik di sini.