Dia menyatakan bahwa langkah ini berkontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta memastikan akses dan keberlanjutan pendidikan di Mesir, Ethiopia, dan Ghana.
Lebih jauh, Mesir telah menjadi salah satu pelopor dalam inisiatif belajar digital, dengan National Center for Distance Education menjadi langkah besar dalam transformasi digital.
Program TeOSS dirancang untuk menggabungkan metode pembelajaran online dan offline, sehingga pendidikan dapat berlangsung secara optimal dalam situasi normal maupun dalam krisis.
Hal ini menjadi sangat relevan, terutama karena, seperti yang diungkapkan UNICEF, lebih dari 616 juta siswa masih terdampak oleh kebijakan penutupan sekolah secara penuh atau sebagian akibat pandemi COVID-19 pada Januari 2022.
BACA JUGA:Kamu Lagi Cari Beasiswa? Berikut 5 Rekomendasi Beasiswa S2 Malaysia Terbaik!
Keterlibatan Huawei dalam program ini merupakan bagian dari inisiatif inklusi digital dan keberlanjutan jangka panjang, TECH4ALL.
Dalam bidang pendidikan, TECH4ALL berkomitmen untuk mengembangkan solusi teknologi yang mendukung pencapaian Target 4 Pembangunan Berkelanjutan PBB, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif dan setara, serta mempromosikan kesempatan belajar jangka panjang bagi semua individu.
Joyce Liu, Direktur TECH4ALL Digital Inclusion Program Office, Huawei, menekankan, "Pendidikan memegang peran sentral bagi seluruh individu.
Oleh karena itu, strategi kami adalah untuk meningkatkan keterampilan digital pendidik agar mereka mampu menghadapi tantangan di Mesir dan di seluruh dunia.
BACA JUGA:Rektor UIN Raden Fatah Berikan Golden Ticket kepada Santri Berprestasi
Mari bersama-sama membangun dunia digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan."
Selain dari peresmian pusat pelatihan dan program TeOSS, acara dua hari ini juga mendiskusikan praktik terbaik dalam membangun platform digital dan meningkatkan keterampilan pendidik.
Forum ini juga bertujuan untuk berbagi sumber daya secara internasional serta memperluas kolaborasi dalam pendidikan digital.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri dan perwakilan pejabat tinggi dari Mesir, Ethiopia, dan Ghana, perwakilan dari UNESCO dan Huawei, mitra-mitra TeOSS, serta pakar-pakar internasional.*