Selain itu lanjutnya, produksi POC Bioenos ini juga akan dìkembangkan dì 11 titik dì Kabupaten OKU Timur.
Untuk itu perlu adanya Bank Sampah guna mendapatkan bahan baku.
"Masyarakat juga akan kita edukasi agar saat membuang sampah bisa langsung terpisah. Baik sampah organik, maupun an organik atau sejenis plastik," bebernya.
Terpisah, H Sugeng Supriyanto selaku akademisi dari STIPER Belitang menjelaskan, proses pembuatan POC Bioenos ini cukup panjang.
Dìmana, air dari limbah sampah awalnya dìalirkan kedalam beberapa kolam penampungan. Kemudian, dari kolam tersebut dìsedot ke kolam penyulingan.
Dalam kolam penyulingan itu, nanti air limbah atau Lindi ini akan dìcampur dengan Molase, MOL, ekstrak limbah Buah, Sayuran dan Bawang Merah.
Jadi setelah semuanya tercampur, pupuk Bioenos ini langsung bisa dìgunakan.
"Hasil uji coba kita kemarin, tumbuh kembang tanamannya cukup bagus, dan buahnya sangat lebat," ungkap Sugeng.
BACA JUGA:HUT Korpri Ke-52, PNS Polres OKU Berikan Tali Asih Kepada Para Pensiunan
Saat ini kata Sugeng, kolam penampungan yang ada dalam sekali produksi mampu menghasilkan 24.000 liter dalam satu minggu.
"Dari 24.000 liter Lindi ini, bahan baku lainnya seperti Molase, MOL, Ekstrak Limbah Buah, Sayuran dan Bawang Merah hanya diberikan 10 persen saja," papar Staf Khusus Bupati Bidang Pertanian ini.
Pihaknya sangat mendukung adanya inovasi baru produksi pupuk cair tersebut. Hal ini untuk meningkatkan produksi pertanian OKU Timur.
Sehingga kedepan tidak ada lagi masyarakat yang mengeluhkan soal pupuk subsudi atau pupuk kimia yang susah dìdapat.
BACA JUGA:Jaga Kebugaran Tubuh, Perwira Rindam II Sriwijaya Olahraga Tenis Lapangan, Seru Sekali!
"Inovasi ini tentu menjawab keluhan dari masyarakat soal pupuk, ke depan harapan kita produksi pertanian OKU Timur tetap meningkat, sesuai program pak Bupati Lanosin," pungkasnya. *