PRABUMULIH - Dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Kepolisian Sektor (Polsek) Cambai, Kota Prabumulih melakukan giat mitigasi Karhutla, Sabtu (28/10/2023).
Hal itu dibenarkan oleh Kapolsek Cambai, Iptu Dedi Apriansah SE M Si. "Benar kita melakukan giat itu, dalam upaya pencegahan terhadap masalah karhutla di wilayah kita," ujarnya.
Jadi anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) bersama Personel Reskrim Polsek Cambai rutin melakukan pengecekan kesiapan untuk mencegah terjadinya karhutla.
"Kita melihat permasalahan karhutla sangat serius di musim kemarau ini, apalagi menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dan Bencana alam," katanya.
BACA JUGA:Super Sekali! 7 Langkah Hebat BPJPH Hingga Mampu Lampaui Target 1 Juta Produk Bersertifikat Halal
Iptu Dedi Apriansah menuturkan, bahwa berbagai cara bisa dilakukan dalam mengatasi permasalahan karhutla, seperti melakukan patroli di daerah rawan terjadinya kebakaran hutan serta pemasangan spanduk.
"Kami mengharapkan dukungan serta bantuan dari seluruh masyarakat, agar bersama mencegah penanggulangan Karhutla,” tutur Iptu Dedi Apriansah.
Selain itu, juga dilakukan penyebaran Maklumat Kapolda Sumsel, Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK tentang larangan membakar hutan hutan dan lahan.
Termasuk juga meningkatkan patroli ke daerah rawan kebakaran, serta koordinasi kepada pihak terkait seperti pemerintah maupun perusahaan agar bersama-sama melakukan pencegahan dini agar tidak terjadi Karhutla.
Secara prinsip upaya mitigasi karhutla sudah berjalan sesuai garis koordinasi, mulai dari optimalisasi kanal atau embung penampung air di titik rawan hingga memastikan kelengkapan peralatan.
Semua upaya ini merupakan bagian dari langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, yang dapat membahayakan lingkungan dan masyarakat setempat.
Optimalisasi penanganan karhutla ini dilakukan sebagaimana rekomendasi dari BMKG yang memprediksi musim panas akan berlangsung hingga pada puncaknya di Oktober 2023 atas adanya fenomena badai El-Nino.
“Semua ini bentuk antisipasi kita, jangan sampai terjadi bencana asap karhutla seperti tahun 2015 lalu yang dampaknya bukan hanya kesehatan masyarakat tapi jauh ke kondisi sosial ekonomi negara," ungkapnya.