PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Robohnya dinding talud Sungai Kelekar, yang sudah puluhan tahun tidak kunjung diperbaiki.
Akkibatnya, membuat dinding tanah bantaran sungai tepatnya di lingkungan RT 06 RW 04 kelurahan Majasari kota Prabumulih terus mengalami abrasi karena dihantam derasnya aliran sungai.
Kondisi geografis dan cuaca buruk yang terus terjadi belakangan ini pun semakin memperparah keadaan dan mengancam beberapa rumah dan akses jembatan penghubung warga di lokasi tersebut, roboh apabila tidak segera diperbaiki.
“Ya semakin ke sini tanah itu makin habis, nah kita inisiatif dengan bapak-bapak lainnya untuk gotong royong buat anak sungai, supaya air dak nembak lagi ke dinding sungai itu,” ungkap Sri Senan atau yang akrab disapa Bagong, saat dibincangi awak media, Senin 12 Februari 2024.
Menurut Bagong, sebelumnya warga telah berusaha secara swadaya memasang talud manual sementara dari kayu dolken didinding tanah untuk menahan hantaman derasnya sungai di tikungan yang tepat menabrak ke arah bangunan rumah warga dan jembatan akses jalan.
“Namun, karena bersifat sementara, apalagi dengan kondisi banjir terakhir yang terparah terjadi di kota Prabumulih, tentu membuat talud sementara itu terlepas karena tak kuat menahan terjangan arus,” ucapnya.
Akibatnya, kondisi itu, lanjut dia, membuat dinding tanah terus terkikis air dan mendekati bangunan rumah warga.
Bahkan jalan yang tadinya dari pemukiman warga ke bibir sungai berjarak puluhan meter, kini hanya tersisa 2 meter saja.
BACA JUGA:Wisata Kampung Warna Warni Burai, Nikmati Keseruan Naik Perahu Jelajahi Indahnya Sungai Kelekar
"Atas kejadian itu, dan untuk antisipasi darurat bencana yang nyaris menelan korban ini, padahal masyarakat telah berusaha maksimal dengan membuat laporan dan proposal ke Pemerintah kota Prabumulih, namun karena lambannya penanganan dari Dinas terkait, warga pun berinisiatif bergotong royong menggali secara manual tumpukan endapan sedimentasi tanah yang telah menutupi aliran air Sungai Kelekar itu,” terang Bagong lagi.
Masih dikatakan Bagong, , yang kondisinya kian hari terus melebar seperti membentuk pulau tak berpenghuni.
Akhirnya, membuat warga kelurahan Karang Raja berinisiatif bergotong royong membuat anak sungai di lokasi tersebut.
“Untuk meminimalisir kekhawatiran masyarakat sekitar bantaran saat ini, sembari menunggu normalisasi terwujud, pasukan bapak-bapak sekitar bantaran sungai dibantu masyarakat kelurahan Karang Raja membuat anak sungai,” imbuhnya.