Wilayah Gurun Lut sulit untuk ditinggali secara permanen karena panas yang ekstrem dan kelangkaan pasokan air.
Tak main-main, pada suhu segitu, bakteri dianggap tidak mampu bertahan hidup. Tidak banyak makhluk kecil yang tinggal di sana, seperti serangga dan reptil, serta tanaman yang tahan terhadap kekeringan.
Banyak kelompok mungkin mengunjungi beberapa komunitas kecil di dekat gurun ini, meskipun mereka bersifat nomaden (tidak menetap).
2. Death Valley, California
BACA JUGA: Lanjutkan Program Jumat Sedekah, Pj Wako Sampaikan Rasa Syukur Pemilu di Pagaralam Damai
Wilayah ini merupakan gurun terik di negara bagian California, Amerika Serikat. Pada 10 Juli 1913, suhu udara maksimum yang tercatat di kawasan ini adalah 56,7 derajat Celcius.
Beberapa tahun kemudian, pada tanggal 15 Juli 1972, tercatat 93,9 derajat Celcius sebagai suhu tanah di Death Valley. Angka tersebut tidak terlalu jauh dari suhu air mendidih.
Sementara itu, titik terendah Death Valley yang dikenal dengan Badwater Basin mencatat suhu malam hari maksimum sebesar 48,9 derajat Celcius pada Juli 2023.
Wilayah ini tidak aman dan tidak layak huni karena suasananya yang sangat buruk.
BACA JUGA:Komitmen Lindungi Para Pencari Nafkah, Pj Bupati Apriyadi Diganjar Penghargaan
3. El Azizia
El Azizia juga merupakan salah satu lokasi terpanas di dunia. Bahkan lebih hangat dari Death Valley.
Dilaporkan bahwa suhu maksimum yang pernah tercatat di desa kecil Libya ini pada tahun 1922 adalah 58 derajat Celcius.
Terlepas dari kenyataan bahwa para ahli meteorologi mempertanyakan kemampuan pembacanya, klaim ini dianggap batal pada tahun 2012.
BACA JUGA:Rekomendasi Nonton Streaming Serial dan Film Terbaru yang Tayang Februari Ini di Disney+Hotstar
Meskipun demikian, El Azizia masih dianggap sebagai tempat di mana musim panas selalu hadir.