PAGARALAM, KORANPALPRES.COM - Rencana pemerintah untuk impor beras masih berlanjut setelah Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa pemerintah akan mengimpor beras dari Thailand.
Impor beras dari Thailand itu sebanyak dua juta ton jika produksi dalam negeri kurang.
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy menyebut, rencana impor beras dari Thailand tersebut untuk menanggulangi harga bahan pokok yang makin tinggi.
"Ini bisa jadi (langkah) antisipasi melalui rakornas dan ratas, tentunya dengan persetujuan presiden dan menteri. Tahun lalu, 2,8 juta ton, tahun ini rencananya 2 juta ton, tetapi kalau misalnya produksi dalam negeri cukup berarti impor itu tidak jadi," kata Sarwo dikutip dari Antara, Senin (19/2).
BACA JUGA:Harga Beras Bikin Ibu-ibu Menangis? Ini Penyebab Kebutuhan Pokok Melambung Tinggi
Terkait dengan tingginya harga beras di pasaran dalam beberapa waktu terakhir, Sarwo menyebut hal tersebut disebabkan oleh tingginya ongkos produksi, hingga dampak cuaca el nino 2023 yang membuat waktu tanam mundur.
"Pertama, memang ongkos produksinya naik, di pupuknya (harganya) naik, kemarin dampak dari el nino kekeringan, kemudian air juga kurang, panennya berkurang, sehingga hasilnya berkurang, otomatis harga naik," ujar Sarwo.
Ia juga menegaskan, bahwa kenaikan harga beras ini tidak ada kaitanya dengan waktu yang menjelang ramadan, tetapi memang dampak waktu tanam mundur dan cuaca el nino.
"Enggak, karena memang waktu tanam kita mundur, sehingga waktu panen kita juga mundur. Itu sebagai konsekuensi itu dari adanya el nino," kata dia.
BACA JUGA: Puasa Sebentar Lagi, Harga Beras Dusun Masih Tinggi
Disinggung terkait adanya potensi penimbunan beras karena harga sedang tinggi, Bapanas menjelaskan tidak ada penimbunan dan diharapkan dalam waktu dekat harga beras bisa normal kembali.
"Sampai saat ini belum. Jadi masih berjalan normal, sehingga mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa normal," ujarnya.
Menjaga Rantai Pasok Pangan Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut fokus pemerintah saat ini adalah menjaga keseimbangan di semua rantai pasok pangan, terutama di tingkat produsen.
Meskipun impor tetap dilakukan, tapi kepentingan petani harus tetap dijaga.
BACA JUGA:Wapres Minta Beras Bulog Digelontorkan ke Masyarakat