Dalam catatan X-Force ada lebih dari 800 ribu unggahan tentang AI dan GPT di forum Dark Web pada 2023.
"Meskipun serangan siber yang memanfaatkan AI menarik banyak perhatian, kenyataannya perusahaan bahkan masih menghadapi tantangan keamanan untuk modus-modus dasar hacker," kata Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih.
Dalam laporannya X-Force mengatakan ada lebih dari 150 miliar insiden keamanan per hari di lebih dari 130 negara.
Asia-Pasifik menempati urutan ketiga wilayah yang paling ditargetkan oleh para peretas tahun lalu.
BACA JUGA:BlackBerry dan SANS Institute Tingkatkan Keamanan Siber Malaysia
Adapun modus para peretas secara global tahun lalu sebagai berikut:
Phishing 36%, Eksploitasi aplikasi umum 35%, Penyalahgunaan akun pengguna dan hubungan terpercaya 12%, replikasi melalui removable media 12%.
Kasus serangan siber di Asia Pasifik pada 2023 yakni:Malware 45%, Ransomware 17%, Infostealer 10%, Backdoors 3%, Penggunaan alat yang legal untuk cybercrime 28%, Penggunaan alat eksfiltrasi data 14%, Akses server 14%.
Dampak paling umum dari serangan siber di Asia Pasifik di antaranya: Reputasi merek 27%, Pencurian data 27%, Pemerasan 20%, Penghancuran data 20%, Kebocoran data 20%.
BACA JUGA:Wow! Demi Tangani Kejahatan Siber, Polri Gandeng Negara Terkenal Dengan Drama Romantis
Industri manufaktur menempati urutan kedua yang paling diincar di Asia-Pasifik yakni 46% dan yang pertama di global.*