KORANPALRPES.COM - Dengan makin tingginya penggunaan AI tentunya akan menimbulkan demand terhadap talenta yang menguasai bidang ini.
Hal ini menjadi peluang besar bagi anak-anak muda Indonesia untuk dipersiapkan sebagai talenta digital yang berketerampilan AI sehingga memiliki daya tarik yang besar di pasar kerja.
Untuk itulah Samsung konsisten mengadakan program pendidikan yang akan mempersiapkan telanta-talenta digital berketerampilan abad 21.
Salah satunya adalah program Samsung Innovation Campus (SIC) yang memasuki Batch 5 dan kini hadir dengan kurikulum yang baru, yaitu kurikulum yang mengintegrasikan AI dan Internet of Things (IoT).
BACA JUGA:UIN Raden Fatah Jadi Kampus Pilihan Terbaik, Ini Alasannya
BACA JUGA:Kenapa Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah akan Diasesmen pada Mei 2024 Medatang
Pengintegrasian AI dan IoT dapat diartikan bahwa berbagai perangkat yang terhubung dengan internet dapat menganalisa data dan membuat keputusan-keputusan, serta bertindak berdasarkan data, tanpa ada campur tangan manusia.
Dengan demikian, terciptalah perangkat yang cerdas yang dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Kurikulum baru SIC Batch 5 ini terbilang berbeda dari yang pernah ada.
Tidak banyak program pembelajaran yang memberikan materi integrasi AI dan IoT.
BACA JUGA:Mulai Maret 2024, Kemenag Gelar Asesmen Madrasah Pengganti UAMBN dan UN, Cek Jadwalnya
BACA JUGA:University of Technology Sydney Meluncurkan CCRR untuk Mengatasi Risiko Perubahan Iklim
Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, mengatakan kurikulum baru tersebut dirancang sebagai respons atas makin besarnya kebutuhan akan talenta digital yang mengusai kedua teknologi yang sedang hangat di jagad teknologi tersebut.
“Kedua teknologi ini dapat bersimbiosis dan dapat menghasilkan produk yang akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Keterampilan AI dan IoT inilah yang ingin kami bagikan kepada anak-anak muda Indonesia di SIC tahun ini, supaya mereka tidak hanya mampu menciptakan produk berteknologi AI dan IoT tapi juga supaya mereka memiliki daya saing yang makin besar di pasar kerja,” ucap Ennita Pramono.