Penuh keberanian, Bouboulina lalu memerintahkan pasukannya untuk berperang dan menyerang angkatan laut di pelabuhan Ustmaniyah.
Bouboulina dikenang karena keberanian dan keberhasilannya menyerang angkatan laut Kesultanan Ustmaniyah.
6. Juana Azurduy De Padilla, Pemberontak Amerika Selatan (1780-1862)
BACA JUGA:Edukasi Stunting, Begini Aksi Prajurit di Satuan Kodam II Sriwijaya di Papua Pegunungan
Bersama suaminya Manuel Padilla, Azurduy berdiri gagah berani menentang dominasi Negara Spanyol pada awal abad ke-19.
Mereka mengumpulkan pasukan dan melakukan pemberontakan. Keduanya bersatu dan bertarung bersama di wilayah yang saat ini dikenal sebagai Bolivia dan Argentina.
Bahkan, Azurduy memimpin para prajurit pria untuk terus bertempur pantang mundur. Ia menggantikan suaminya yang telah meninggal terlebih dahulu.
Azurduy pun dikenal dengan reputasinya sebagai pahlawan pemberani di medan perang.
BACA JUGA:Terbang Ke 50 Destinasi Wisata Cukup Melalui Kertajati Majalengka dengan SUPER AIR JET
7. Nakano Takeko, Samurai Jepang (1847-1868)
Nakano Takeko pemimpin dari 30 samurai perempuan. Pada abad ke 19, Takeko melakukan perlawanan pada tentara kekaisaran di wilayah utara Jepang.
Bersama dengan pasukannya, dengan menggunakan senjata naginata dan pedang ia berhasil membunuh para tentara kaisar yang menggunakan senapan.
Nakano Takeko akhirnya tewas, ia terluka setelah terkena tembakan musuh.
Sesaat sebelum meninggal, Takeko berwasiat agar kepalanya dipenggal dan dikubur sehingga musuh tidak bisa menjadikannya kepalanya sebagai hadiah kepada Kaisar.
BACA JUGA:Miliki Peta Jalan yang Jelas, PLN Dinilai Terdepan Dalam Transisi Energi
8. Lozen, Pejuang Apache (CA 1840-1889)