PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Lurah Gunung Gajah, Nur Aprilia SPdi MM menuturkan, khususnya seputaran wilayah Gunung Gajah, untuk penanganan kasus stunting dinyatakan zero.
"Sangat mengapresiasi dan kedepan lebih semangat dan giat, jangan sampai kita terlena dan lengah sedikit demi kemajuan bersama," sebut dirinya, Selasa 5 Februari 2024.
Stunting ini tidak hanya di tingkat desa, sambungnya, namun, di kelurahan dan kecamatan bahkan sudah menjadi perhatian seluruh Indonesia.
"Pada 2025, akan kita mengadakan tambahan makanan bergizi bagi balita, terutama kader posyandu balita setiap bulan selalu aktif datang ke kelurahan pemberian makanan, dan menimbang buah hatinya," ucapnya.
BACA JUGA:Peringati Hari Gizi Nasional, Pertamina Dukung Pencegahan Stunting di Palembang
Termasuk juga, masih kata dia, peran serta rukun tetangga (RT) maupun rukun warga (RW). Terus ikut berpartisipasi terlibat mengawasi warganya.
"Belajar sama-sama semoga bermanfaat dan kedepannya meningkatkan lagi, supaya penanganan stunting di sini benar-benar hilang dan generasi penerus tumbuh dengan sangat baik," harap Nur Aprilia.
Sementara itu, Camat Kota Lahat, Isna Abidarda BA menuturkan, pencegahan dan penanganan stunting pada anak dan balita di tahun 2024 ini harus berada diangka 14 persen.
Melalui kegiatan ini bisa memahami pengetahuan terkait hal itu.
"Adanya kegiatan di PKK menjadi perhatian khusus, baik anak maupun keluarga beresiko stunting. Disinilah letak tugas dari kader posyandu anak dan remaja mengetahuinya," imbaunya.
Bukan hanya menangani anak yang stunting, tambahnya, melainkan anak remaja yang nantinya menjadi calon pengantin, ibu hamil yang beresiko stunting.
"Kader harus tahu dan paham langkah-langkahnya, apalagi bagi balita terindikasi stunting dan tidak ditangani selama 2 tahun, maka menjadi momok menakutkan," sebut dia.
Penyakit ini tidak bisa disembuhkan apalagi dengan obat.