Luas Kuto Lama diperkirakan setengah dari luas Kuto Besak. Mereka hanya terpisah oleh satu jalur jalan menuju masjid lama, Masjid Agung Palembang.
Konon ada seorang pegawai East India Company, bernama William Marsden.
Ketika William datang, Kuto Besak belum selesai dibangun.
Saat itu ia mencatat kesannya tentang Kuto Lama. “Istana itu luas, tinggi, dan memiliki banyak ornamen di dinding luar,” demikian Marsden menuliskan pesannya dalam History of Sumatra.
BACA JUGA:MUI Minta Deteksi Adanya Aliran Sesat, Terbuksi Segera Tindak dan Laporkan
“Di sebelah tembok istana ini ada dua buah benteng yang kuat berbentuk persegi.”
Lalu kemudian, Marsden meneruskan catatannya, “Di antara kedua benteng terdapat lapangan. Di ujung lapangan terdapat balairung, tempat sultan menerima tetamu resmi. Balairung itu berupa gedung biasa yang terkadang dipakai untuk gudang.”
Seorang serdadu dari Kerajaan Inggris, sempat membuat sketsa peta jantung Kota Palembang pada 1812, bernama William Thorn.
Thorn membuat Denah detail Keraton Kesultanan Palembang, lalu melengkapi sketsa denah tersebut dengan empat bastion, termasuk seluruh fungsi berbagai bangunan yang ada di dalamnya.
BACA JUGA:Yuk Kenali Ciri-Ciri Rumah Tidak Dimusuki Malaikat, Anda Termasuk Gak Ya
Bahkan, termasuk juga posisi kampung Cina.
Sebuah sistim pertahanan ini yang diperkuat dengan 242 moncong meriam.
“Kota itu dilintasi beberapa anak sungai kecil yang membentuk sejumlah pulau-pulau, sekitar duapuluhan atau tigapuluhan,” ungkap Thorn. “Sehingga lokasi itu dijuluki sebagai ‘Kota Dua Puluh Pulau.’”
Thorn sempat menyaksikan dua benteng kembar tersebut.
BACA JUGA:5 Fakta Menarik di Balik Serial The Worst of Evil, Ada Keterlibatan Aktor dalam Proses Produksi
Meskipun dia tidak mengatakan gamblang dengan istilah lokal.