Ustad Yurzan LC mengatakan Keberkahan dalam makan Sahur memenuhi perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diperintahkan dalam hadits yang dibacakan Keutamaan mentaati beliau disebutkan dalam ayat,
BACA JUGA:Cek Pasar, Polres OKUT Lakukan Imbauan Ke Pedagang Mengenai Penjualan Sembako Sesuai Harga HET
BACA JUGA:Wah! Empat Golongan Ini Yang Dirindukan Surga
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An Nisaa’: 80).
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
BACA JUGA:Jadikan Ramadan Sebagai Motivasi Memperbanyak Shalat Sunah, Tilawah Al-quran dan Shodaqoh
BACA JUGA:Bermain Petasan di Bulan Suci Ramadan, Ini Himbauan Kapolrestabes Palembang
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71).
Ustad Yurzan menambahkan makan sahur merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengan ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR Muslim).
BACA JUGA:Wah! Mantan Kasubbid Penmas Polda Sumsel Kini Jabat Kasat Lantas Polrestabes Palembang
BACA JUGA:LSM Gempur Serukan Perubahan, Penerimaan Tuntutan di Halaman Mapolda Sumsel
Lanjutnya dalam Islam mengajarkan Keberkahan serta keridhaan yang tulus dan ikhlas. Selain itu dengan makan sahur, keadaan fisik lebih kuat dalam menjalani puasa. Beda halnya dengan orang yang tidak makan sahur.