Mibe menjelaskan kriteria penelitian mereka adalah apakah sinergi teknologi dan pengetahuan yang telah dikembangkan oleh perusahaan mereka akan memungkinkan mereka menjadi pemimpin industri dengan menciptakan nilai baru bagi industri otomotif.
Kerja sama kedua pabrikan otomotif itu yang sudah dilakukan mulai Jumat (15/3/2024) memang menjadi strategi dalam persaingan industri mobil listrik yang semakin masif.
Melalui kesepakatan ini, Nissan dan Honda berniat menggabungkan segala sumber daya yang mereka miliki.
Mereka berharap bisa mencapai keuntungan dalam industri mobil listrik yang semakin tumbuh.
Apalagi pabrikan otomotif dari China yang semakin menjamur di berbagai belahan dunia menawarkan mobil listrik dengan teknologi canggih, fitur melimpah dan harganya terjangkau.
Berbagai negara mendukung kebijakan dan teknologi yang dikembangkan Cina tersebut yang ingin menciptakan lingkungan lebih ramah lingkungan, karena mobil listrik dianggap nihil karbondioksida dibandingkan mobil konvensional.
Di Indonesia sendiri, sejumlah mobil listrik didatangkan dari merek otomotif asal China.
Mulai dari Wuling, Seres, Neta, DFSK, Chery, BYD, hingga Great Wall Motor dan Foton yang menspesialisasikan untuk kendaraan komersial listrik.
BACA JUGA:5 Mobil Listrik Asal China Yang Mendominasi Pasar Indonesia, Harga Cuma Rp200 Jutaan
Berbeda dengan pabrikan Jepang yang sudah lebih dahulu terjun di industri otomotif global, terkesan tidak terlalu fokus pada mobil listrik, karena mereka memilih hybrid. *