Suku-suku di Provinsi Papua Selatan, Ada Suku Asmat yang Mahir Memahat
Suku Asmat di Papua Selatan dengan ukiran khasnya.-getlost-
Bangsa Eropa mulai masuk dan menjajah Pulau Papua pada abad ke-19.
Para penjajah membelah Pulau Papua jadi dua dengan garis lurus, bagian barat masuk ke Nugini Belanda dan bagian timur masuk wilayah Inggris.
Pada tahun 1902, Belanda lalu mendirikan pos militer di ujung timur Papua Selatan. Selain memperkuat perbatasan, juga menempatkan misi Katolik di pos ini untuk menyebarkan agamanya dan menghilangkan tradisi pemenggalan kepala di wilayah tersebut.
Pos yang berada di sekitar sungai Maro diberi nama Merauke yang lama kelamaan semakin ramai sehingga menjadi sebuah kota.
BACA JUGA:Ini Kembuhung, Ce! Makanan Khas Suku Besemah. Berani Coba?
Merauke pun dijadikan ibu kota Afdeeling Zuid Nieuw Guinea atau Provinsi Nugini Selatan.
Kala itu orang Jawa pun didatangkan ke Merauke. Lahan persawahanpun dibuka mereka.
Badan Pusat Statistik melalui Sensus Penduduk Indonesia 2010, mengategorikan kelompok suku bangsa di Papua sebagai orang Papua dan non-Papua atau bukan penduduk asli Papua.
Populasi berdasarkan suku bangsa di Papua Selatan berdasarkan jenis kelamin laki-laki, bahwa sebanyak 130.050 jiwa atau 60,08% adalah orang Papua dan sebanyak 86.421 jiwa atau 39,92% adalah non-Papua.
BACA JUGA:Punya Ciri-Ciri Unik! Kenali Pakaian Adat NTT Sesuai Suku
Sedangkan Kabupaten Merauke mayoritasnya warga pendatang atau bukan penduduk asli Papua.
Papua Selatan juga menjadi rumah bagi Suku Asmat yang terkenal dengan seni ukirnya yang sudah mendunia.
Ukiran Asmat punya banyak motif seperti alam, makhluk hidup, dan kehidupan sehari-hari.
Ukiran itu bagi mereka tidak melulu karya seni. Hal itu menjadi bagian dari ritual religius mereka sebagai penghubung dengan leluhur.