2 Tradisi Pengobatan Warisan Orang Rimba di Kabupaten Musi Rawas Utara Ini Terancam Punah, Ini Penyebabnya

Reporter: Hengki |

Editor: Hengki |

Kamis , 09 May 2024 - 16:54

Orang rimba di Musi Rawas Utara -PALPRES.COM-

Mereka sudah berkehidupan seperti masyarakat pada umumnya, baik dari segi berpakaian, berinteraksi, dan lain sebagainya.

Sekarang kehidupan mereka sudah modern, di antara mereka ada yang menjadi Kepala dusun (Kadus), punya smartphone, sepeda motor bahkan mobil, kemudian anak-anak mereka juga sudah sekolah, tidak di hutan lagi.

Perubahan sosial yang mengakibatkan pergeseran nilai dan prioritas di antara generasi muda. Generasi muda cenderung lebih terpapar pada budaya modern dan teknologi, meninggalkan tradisi nenek moyang mereka sebagai hal yang ketinggalan zaman atau kurang relevan.

Dalam menghadapi ancaman punahnya tradisi pengobatan warisan orang Rimba di Kabupaten Musi Rawas Utara, langkah-langkah yang lebih proaktif diperlukan.

Perlu adanya upaya bersama dari pemerintah, masyarakat lokal, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mempromosikan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan tradisi ini agar tidak hilang begitu saja.

2 tradisi pengobatan warisan orang rimba di kabupaten musi rawas utara ini terancam punah, ini penyebabnya                            muratara, koranpalpres.com - kabupaten musi rawas utara, yang menjadi rumah bagi suku rimba, telah lama menjaga tradisi pengobatan warisan mereka dengan cermat. 
namun, dalam beberapa tahun terakhir, tradisi ini semakin terancam punah. 
suku anak dalam (sad) atau orang rimba memiliki dua cara mengobati keluarga mereka yang sakit.
dua cara mengobati sad di musi rawas utara, provinsi sumatera selatan (sumsel) yakni tradisi basale dan tradisi menggunakan aroma sigung atau binatang telegu.
baca juga:ujung tombak militer di tingkat desa, serma tri kurniawan bantu pengobatan kelainan jenis kelamin warga
baca juga:peduli kesehatan masyarakat, kodam ii/swj gelar pengobatan dan sunatan gratis
namun kedua tradisi saat ini tidak pernah dijumpai lagi di kalangan keturunan warga sad, karena pemerintah menganjurkan mereka berobat di layanan kesehatan yang sudah ada.
awalnya sad masih ragu untuk berobat yang di anjurkan pemerintah. selain belum pernah, terkendala biaya.
sejak warga sad meyakini berobat di puskesmas atau rumah sakit bisa sembuh, akhirnya kedua tradisi tersebut perlahan mulai ditinggalkan. 
tradisi basale dan tradisi sigung di gunakan pada saat dirinya masih bujangan, tepatnya nenek moyangnya masih ada.
baca juga:8 pengobatan alami untuk atasi mual, yuk segera lakukan!
baca juga:karya bhakti kodam ii sriwijaya di museum ak gani, bersih-bersih hingga pengobatan gratis
itu dahulu, semenjak kabupaten muratara mekar, ada anjuran pemerintah setempat untuk berobat di rumah sakit.
sekelompok warga yang dulunya disebut orang rimba itu kini bisa bersosialisasi dengan masyarakat biasa, bahkan ada yang menjadi perangkat desa.
mereka sudah berkehidupan seperti masyarakat pada umumnya, baik dari segi berpakaian, berinteraksi, dan lain sebagainya.
sekarang kehidupan mereka sudah modern, di antara mereka ada yang menjadi kepala dusun (kadus), punya smartphone, sepeda motor bahkan mobil, kemudian anak-anak mereka juga sudah sekolah, tidak di hutan lagi.
baca juga:uin raden fatah-university teknologi mara malaysia resmi kerjasama program training dan tri dharma
baca juga:tampil keren dan lucu dengan jam tangan yang menggemaskan untuk anak laki-laki!
perubahan sosial yang mengakibatkan pergeseran nilai dan prioritas di antara generasi muda. generasi muda cenderung lebih terpapar pada budaya modern dan teknologi, meninggalkan tradisi nenek moyang mereka sebagai hal yang ketinggalan zaman atau kurang relevan.
dalam menghadapi ancaman punahnya tradisi pengobatan warisan orang rimba di kabupaten musi rawas utara, langkah-langkah yang lebih proaktif diperlukan.
perlu adanya upaya bersama dari pemerintah, masyarakat lokal, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mempromosikan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan tradisi ini agar tidak hilang begitu saja.