Perdagangan di Dermaga Muara Rupit! 4 Peristiwa yang Paling Banyak Terjadi di Musi Rawas Utara, Apa Saja?

Reporter: Hengki |

Editor: Sri Devi |

Jumat , 17 May 2024 - 12:29

Dermaga Muara Rupit -PALPRES.COM-

Yang membeli karet, pemilik atau bos tongkang gandeng yang dari Palembang tadi.

Keterangan sejumlah narasumber, transaksi jual beli karet setiap hari, bahkan sampai larut malam.

Karet berdatangan dari sejumlah bagian Kabupaten Muratara. Jumlah karetnya sangat banyak. Puluhan ton.

Ada pemilik karet menggunakan bambu sebagian pelampung untuk membawa karet, itu yang bagian hulu sungai, seperti Desa Muara Tiku, Rantau Telang, dan Tanjung Agung.

Sementara yang dari hilir sungai menggunakan mesin ketek, ada juga yang di masuk dalam perahu ketek.

2. Ongkos 25 Rupiah

Benar saja, pada masa itu mata uang rupiah sangat rendah. Ongkos taksi speedboat di kenakan 25 rupiah saja.

25 rupiah. Jumlah tersebut cukup besar pada masa itu. Jika di rupiahkan pada masa sekarang, kisaran 35 ribu rupiah hingga 50 ribu rupiah.

Tidak hanya ongkos taksi transportasi sungai 25 rupiah. Menggunakan taksi mobil di kenakan ongkos yang sama.

Pada masa itu, warga yang memiliki taksi mobil sangat sedikit. Bahkan bisa di hitung jari.

Pada masa itu, warga yang memiliki uang 1 juta rupiah sangat kaya. Bahkan di sebut warga kaya raya.

perdagangan di dermaga muara rupit! 4 peristiwa yang paling banyak terjadi di musi rawas utara, apa saja?                            muratara,koranpalpres.com - tahukah kamu ada 4 peristiwa yang paling banyak terjadi pada perdagangan di dermaga muara rupit, kabupaten musi rawas utara.
dermaga muara rupit di kabupaten musi rawas utara telah lama menjadi pusat aktivitas perdagangan yang sibuk dan dinamis. 
sebagai salah satu dermaga utama di wilayah tersebut muara rupit menyaksikan beragam peristiwa yang mencerminkan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat setempat. 
dalam hiruk-pikuk aktivitasnya, ada empat peristiwa utama yang paling sering terjadi dan menjadi sorotan. 
baca juga:dermaga rupit muratara: nostalgia di pelabuhan yang bertransformasi jadi spot romantis, ini lokasinya
baca juga:dekat area perkantoran! 2 destinasi wisata di muratara yang cocok untuk melepas penat
peristiwa-peristiwa ini tidak hanya mempengaruhi arus perdagangan, tetapi juga menunjukkan karakter unik dari dermaga ini. 
apa saja keempat peristiwa tersebut? 
mari kita telusuri lebih lanjut untuk memahami bagaimana mereka membentuk lanskap perdagangan di muara rupit.
1. jual karet
yang pertama ini, warga yang datang berbelanja tidak membawa uang dari rumah. mereka membawa karet, kemudian di jual di dekat pelabuhan.
baca juga:libur sekolah dan idul adha segera tiba, ini deretan tempat wisata di muratara, dekat tak butuh biaya mahal!
baca juga:5 tujuan wisata paling ramai pengunjung di kabupaten muratara, lokasi strategis di samping jalinsum
hasil penjualan tersebut barulah di gunakan warga untuk berbelanja keperluan rumah tangga dan peralatan tani, karena mayoritas masyarakat pada masa itu tani.
yang membeli karet, pemilik atau bos tongkang gandeng yang dari palembang tadi. 
keterangan sejumlah narasumber, transaksi jual beli karet setiap hari, bahkan sampai larut malam.
karet berdatangan dari sejumlah bagian kabupaten muratara. jumlah karetnya sangat banyak. puluhan ton. 
baca juga:10 jam tangan militer ini sudah menjadi legenda dan turut mengawal sejarah peradaban dunia
baca juga:mengenal sejarah singkat muara rupit ibu kota musi rawas utara yang sudah ada sejak 1825
ada pemilik karet menggunakan bambu sebagian pelampung untuk membawa karet, itu yang bagian hulu sungai, seperti desa muara tiku, rantau telang, dan tanjung agung.
sementara yang dari hilir sungai menggunakan mesin ketek, ada juga yang di masuk dalam perahu ketek.
2. ongkos 25 rupiah
benar saja, pada masa itu mata uang rupiah sangat rendah. ongkos taksi speedboat di kenakan 25 rupiah saja.
25 rupiah. jumlah tersebut cukup besar pada masa itu. jika di rupiahkan pada masa sekarang, kisaran 35 ribu rupiah hingga 50 ribu rupiah.
baca juga:5 smartwatch anti air untuk renang, cocok buat kamu yang hobby diving
baca juga:7 merk parfum wanita terbaik untuk pesta dan acara formal, punya aroma mewah dan tahan lama
tidak hanya ongkos taksi transportasi sungai 25 rupiah. menggunakan taksi mobil di kenakan ongkos yang sama.
pada masa itu, warga yang memiliki taksi mobil sangat sedikit. bahkan bisa di hitung jari.
pada masa itu, warga yang memiliki uang 1 juta rupiah sangat kaya. bahkan di sebut warga kaya raya.
3. lebaran taksi speedboat
nah, yang ketiga ini. speedboat dan biduk ketek akan ramai di musim lebaran.
baca juga:misteri asal usul nama kota sekayu: jejak sejarah di balik nama yang menarik, mari kita telesuri!
baca juga:ini peristiwa yang terjadi pada bulan syawal dalam sejarah perkembangan islam
taksi sungai itu, hilir mudi membawa warga yang akan bersua dengan keluarganya.
kendaraan roda dua pada masa itu juga minim. jadi warga berpergian jauh menggunakan biduk ketek dan speedboat.
4. dagang barang
yang terakhir ini merupakan aktivitas terbesar pada masa itu. segala kebutuhan warga bisa di temukan di toko toko caines yang kebetulan menetap di dekat pelabuhan muara rupit.
informasi yang di dapatkan, barang dagangan yang ada pada masa itu beras, gula dan keperluan rumah tangga lainnya.
ada juga keperluan alat alat tani seperti parang, alat sadap karet, tali untuk keperluan kayu kaleng dan lainnya.
ada juga barang dagangan peralatan mesin. seperti peralatan mesin ketek, mesin sinso dan perlengkapan lain.
warga membeli barang jumlahnya cukup besar. warga biasanya membeli barang berkelompok. alasannya ongkos ketek atau speedboat tidak terlalu mahal.
baca juga:6 rekomendasi film bertema sejarah islam yang inspiratif, memahami kisah-kisah berharga dari masa lampau!
baca juga:sejarah dukungan palestina dalam sepotong semangka, ini faktanya
barang dagangan pada masa itu, rokok gudang garam filter (gp) 750 rupiah, beras 600 rupiah perkilogram.
beras pada masa itu tidak ada ukuran besar. 100 kilogram. tidak ada merk.