Bandara SMB II Turun Kasta Jadi Domestik, DPR RI: Harus Diperiksa Ulang Demi Kepentingan Masyarakat di Sumsel
Bandara SMB II Turun Kasta Jadi Domestik, DPR RI: Harus Diperiksa Ulang Demi Kepentingan Masyarakat di Sumsel-Foto: Alhadi-koranpalpres.com
PALEMBANG,KORANPALPRES.COM - Keputusan penurunan status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) dari bandara internasional menjadi bandara domestik telah menimbulkan reaksi dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia.
Beberapa anggota DPR dari Sumatera Selatan (Sumsel) telah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap penurunan status bandara tersebut dan mendorong pemeriksaan ulang demi kepentingan bersama masyarakat di Sumsel.
Salah satu anggota DPR RI, Mustafa Kamal, menyatakan bahwa penurunan status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menjadi bandara domestik memiliki potensi dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan konektivitas wilayah Sumatera Selatan.
Berdasarkan keputusan resmi dari Kementerian Perhubungan RI, tertanggal 2 April 2024, Bandara SMB II tidak lagi dianggap sebagai bandara internasional, sehingga kini hanya beroperasi sebagai bandara domestik.
BACA JUGA:Museum Negeri Sumsel Telusuri Jejak Marga, SMB IV Dorong Pembuatan Perda, ini Pendapat 4 Akademisi
Menurut Mustafa Kamal, perubahan ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor pariwisata di Sumatera Selatan.
Terlebih lagi, pariwisata di Sumsel baru saja pulih dari dampak pandemi Covid-19.
"Pemangkasan status Bandara SMB II harus diperiksa ulang demi kepentingan bersama masyarakat di Sumsel," tegasnya dalam kunjungan kerja reses Komisi X ke Palembang, Sumsel, Senin 6 Mei 2024 yang dikutip dari website www.dpr.go.id.
Legislator dari Fraksi PKS ini menambahkan bahwa pendapatan utama masyarakat Sumsel sangat bergantung pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pertumbuhan UMKM di daerah tersebut didorong oleh kunjungan bisnis dan wisata baik dari dalam maupun luar negeri.
"Dengan tidak adanya penerbangan internasional langsung dari dan ke Palembang, para pelaku UMKM di Palembang dan Sumsel hanya akan bergantung pada konsumen lokal, baik warga setempat maupun pelancong domestik," katanya.