Toron, Tradisi Unik Masyarakat Madura Menjelang Iduladha

Jembatan Suramadu yang menghubungkan pulau Jawa dan madura ramai dilintasi menjelang Iduladha setiap tahunnya karena tradisi toron.-maduranews-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Tradisi mudik lebaran terutama saat Idulfitri sangat luar biasa di Indonesia. Namun, masyarakat Madura berbeda. 

Mereka justru beramai-ramai mudik saat Iduladha. Masyarakat Madura mengenal tradisi ini sebagai Toron.

Toron berasal dari bahasa Madura yang berarti turun atau kembali ke kampung halaman. Arti kedua dari Toron Tana yang juga berarti kembali ke kampung halaman.

Hal tersebut dijelaskan dosen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair), Moordinati SS MHum seperti dikutip dari laman Unair.

BACA JUGA:4 Sapi Limosin dan Puluhan kambing Dibagikan Grab dan OVO di Hari Raya Idul Adha

"Toron punya dua arti, yang pertama yaitu turun, orang Madura yang bermigrasi pulang ke kampung halamannya. Kedua adalah Toron Tana, yaitu orang Madura pulang ke kampung halaman untuk menyambangi keluarga dan kerabatnya," ucap dia.

Sejarah tradisi Toron ini menurut Moordinati adalah Toron merupakan tradisi yang sudah dilakukan masyarakat Madura sejak lama.

Belum diketahui sumber primer yang mendukung teori soal kapan tradisi ini muncul.

Moordinati menyebut secara detail sampai kini belum ada sumber primer yang menerangkannya.

BACA JUGA:3 Makna Dasar Kurban Idul Adha 1445 H, Ujian Keimanan dan Ketaatan

"Bahkan tidak ditemukan catatan khusus dari peninggalan kolonial Belanda tentang kapan awal mulanya tradisi ini ada. Akan tetapi, menurut penjelasanan orang Madura yang sudah bermigrasi ke luar daerah, tradisi ini sebenarnya sudah mereka lakukan jauh sebelum abad ke-19," ucap dia.

Ia menerangkan, tradisi ini tetap terjaga di Madura sebab punya banyak makna. Makna itu mulai dari menampakkan tingginya jalinan persaudaraan sampai menjaga budaya khas ini tetap lestari.

Secara filosofis mudik ala warga Madura ini bertujuan untuk menyambangi keluarga dan kerabat yang masih hidup. Di samping juga, mereka akan melakukan ziarah atau mengunjungi makam sanak saudara yang telah mendahului.

Kuatnya tradisi ini tetap terjaga karena dan masih lestari menurut Moordinati sebab tingginya rasa cinta dan persaudaraan, rasa cinta kepada keluarga, kerabat dan teman hingga keinginan menjalin tali persaudaraan yang erat di kalangan masyarakat suku Madura.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan