Lagu 'Antan Delapan' Alat Tumbuk Padi dan Kopi Berputar dengan Kincir Air di Pagar Alam, Warisan Budaya Sumsel
Lagu 'Antan Delapan' Alat Tumbuk Padi dan Kopi Berputar dengan Kincir Air di Pagar Alam, Warisan Budaya Sumsel--YT/ Hendra Setiawan
PAGAR ALAM, KORANPALPRES.COM - Lagu 'Antan Delapan', merupakan lagu warisan budaya Sumatera Selatan yang menggambarkan keindahan dan keunikan alat tumbuk padi dan kopi berputar menggunakan kincir air di Pagar Alam.
Alat yang dikenal dengan nama 'Antan Delapan' ini tidak hanya mempertahankan tradisi tani lokal, tetapi juga menginspirasi seniman-seniman untuk menciptakan melodi yang merayakan kehidupan masyarakat dan sejarah daerah ini.
Berbeda dengan alat tradisional lainnya, Antan Delapan ini tidak dikendalikan oleh tangan manusia, melainkan oleh kekuatan air yang menggerakkan kincir.
Masyarakat Pagar Alam telah menggunakan Antan Delapan sejak abad ke-19, memanfaatkan kincir air untuk menggerakkan delapan alat tumbuk secara bersamaan.
BACA JUGA:5 Daerah Penghasil Kopi Terbesar di Sumatera Selatan, Bukan Pagaralam Juaranya, Melainkan...
BACA JUGA:5 Daerah Tersepi di Sumatera Selatan, Juaranya Dikenal Sebagai Kota Wisata, Ada yang Tahu?
Nama "Antan Delapan" sendiri diambil dari jumlah alat tumbuk yang digunakan.
Ketika alat ini beroperasi, terdengarlah hentakan khas yang menjadi bagian dari musik keseharian masyarakat di sini.
Salah satu replika Antan Delapan dapat ditemukan di jalan menuju Gunung Dempo, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi daerah ini.
Namun demikian, kondisi replika ini saat ini memerlukan perawatan lebih intens, terutama untuk kincir airnya.
BACA JUGA:MEGAH! Overpass Tol Baleno 3 Jambi Siap Melayani Masyarakat, Membuka Pintu Menuju Sumatera Selatan
Ketertarikan terhadap Antan Delapan tidak hanya dalam bidang budaya dan pariwisata, tetapi juga dalam seni musik.
Seorang seniman musik lokal, Jemi Delvian, telah menciptakan sebuah lagu yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat menggunakan Antan Delapan.