2 Tradisi Lawas di Provinsi Sumatera Selatan, Ada yang Hampir Punah Loh!

Reporter: Zulkarnain |

Editor: M Iqbal |

Selasa , 21 Nov 2023 - 05:33

2 Tradisi Lawas di Provinsi Sumatera Selatan, Ada yang Hampir Punah Loh!--internet

2 tradisi lawas di provinsi sumatera selatan, ada yang hampir punah loh!                            palembang, koranpalpres.com - provinsi sumatera selatan sangat kaya akan warisan budaya dan tradisinya.
provinsi yang dikelilingi 17 kabupaten/kota ini tentunya memiliki banyak bahasa dan budaya khas daerahnya masing-masing.
sumatera selatan sendiri punya beraneka macam suku dan etnis, antara lain suku palembang, suku ogan, suku komering, suku lintang, suku pegagan, suku musi, dan suku ranau.
beberapa suku yang ada di provinsi sumatera selatan ini semuanya berkontribusi pada kekayaan budaya dan tradisi yang unik.
baca juga:hati-hati! 5 makanan ini bisa memicu penyakit stroke, nomor 4 tak dapat dihindari
berikut ini 2 tradisi yang ada di provinsi sumatera selatan yang mungkin berasal dari daerah kalian, mari kita simak bersama.
1. sedekah serabi
sedekah serabi merupakan tradisi dari suku lintang di kabupaten empat lawang, sumatera selatan.
sedekah serabi biasanya dilakukan oleh seseorang yang hendak memenuhi nazarnya kepada sang pencipta.
baca juga:tradisi sedekah rame warisan leluhur masyarakat batu urip yang masih di lestarikan
dalam pelaksanaan sedekah serabi memiliki proses seperti kenduri yang diisi dengan doa-doa bersama.
karena sedekah ini memiliki makanan khas berupa serabi sebagai makanan utama hidangannya untuk disantap bersama.
masyarakat meyakni tradisi sedekah serabi ini telah eksis semenjak zaman nenek moyang suku lintang, atau jauh sebelum agama islam menyebar dan agama yang dipeluk mayoritas masyarakat kabupaten empat lawang.
2. mandi kasai
baca juga:dusun sri pengantin tetap menjaga tradisi di tengah kemajuan zaman
tradisi mandi kasai ini merupakan tradisi warga kota lubuklinggau, provinsi sumatera selatan yang biasa dilakoni menjelang pernikahan.
pelaksanaan ritual mandi kasai dimulai dengan cara memandikan pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan di tepian sungai kelingi.
sebelum dimandikan, kedua pasangan terlebih dahulu diarak keliling kampung diiringi oleh kerabat dan masyarakat setempat.
kedua pasangan akan dimandikan oleh keluarga saudara dan teman-temannya dengan menggunakan air sungai kelingi.
baca juga:karnaval budaya meriahkan hut ke-77 muara enim, simak harapan pj bupati ahmad rizali
tradisi mandi kasai sendiri memiliki 2 makna penting untuk kedua pasangan yang akan melakukan pernikahan.
pertama, sebagai simbol pasangan calon pengantin ini akan meninggalkan masa lajangnya dan segera memasuki kehidupan pernikahan.
kedua, masyarakat meyakini mandi kasai diyakini mampu membersihkan jiwa dan tubuh pasangan yang akan melangsungkan pernikahan.
dari tradisi mandi kasai inilah yang menjadi inspirasi lahirnya tarian kreatif dari kota lubuklinggau yang dikenal sebagai tari bujang gadis.
baca juga:keren banget! borong 5 gelar di festival dan anugerah teater sekolah 2023, ini rahasia sukses smkn sumsel
tarian ini biasanya ditampilkan saat acara prosesi pernikahan dengan iringan musik khas lubuklinggau.
sayangnya, saat ini tradisi mandi kasai sudah jarang ditemui karena faktor biaya yang tidak sedikit menjadi alasan mandi kasai tidak lagi dilakukan oleh warga lubuklinggau.*