Peran Pemerintah Kota Palembang Dalam Penjenamaan 'Palembang Darussalam' Sebagai Daya Tarik Wisata
Peran Pemerintah Kota Palembang Dalam Penjenamaan “Palembang Darussalam” Sebagai Daya Tarik Wisata-Alhadi Farid palpres.bacakoran.co-
Meskipun telah dilakukan berbagai upaya oleh pemerintah kota Palembang dengan memberi nama berbagai kegiatan dengan menautkan Palembang dan Darussalam, namun tidak semua lapisan masyarakat kota Palembang bisa memahaminya.
BACA JUGA:3 Hal Mendebarkan Setelah Manusia Dimatikan, Nomor Terakhir Paling Bikin Ngeri
Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui eksistensi Kesultanan Palembang Darussalam dan penjenamaan “Palembang Darussalam”.
Partisipasi publik untuk ikut serta dalam menyebarkanluaskan penjenamaan kota “Palembang Darussalam” dapat dilakukan dengan menanamkan karakter adanya rasa atau tempat dalam pembentukan identitas.
Untuk meningkatkan daya tarik wisata dengan penjenamaan kota “Palembang Darussalam” oleh pemerintah kota Palembang dengan merevitalisasi peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam yaitu Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dengan digitalisasi.
Selain itu, mendukung pelestarian karya ulama dan cendekiawan pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dalam sebuah kegiatan Pameran Naskah Kuno yang dilaksanakan oleh Dinas Pustaka Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 27 sampai 29 Oktober 2023.
BACA JUGA:Begini Cara Dandim Bangka Barat Bangun Kesadaran Nasionalisme kepada Siswa SMAN 1 Tempilang
Penjenamaan “Palembang Darussalam” tentunya akan menarik para wisatawan lokal maupun interlokal dengan menampilkan kota Palembang yang damai dengan nuansa keislaman yang kuat berdasarkan hasil peradaban Kesultanan Palembang Darussalam dan melayu Islam.
Selain itu, pemerintah kota Palembang juga dapat mengembangkan kawasan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan Benteng Kuto Besak (BKB) di pinggir Sungai Musi dalam rangka upaya penjenamaan “Palembang Darussalam” dalam tata ruang kota Palembang.
Dengan menampilkan kembali nuansa kota Palembang sebagai pusat pendidikan Islam dan sastra dengan merevivalisasi Benteng Kuto Besak (BKB) yang semula adalah keraton peninggalan dari Kesultanan Palembang Darussalam sebagai pelestari sejarah lokal yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan.
Benteng Kuto Besak (BKB) menyimpan banyak sejarah yang perlu diketahui oleh masyarakat umum, namun sayang sekali hanya bisa dimasuki beberapa kalangan saja karena digunakan sebagai ruang perkantoran Komando Daerah Militer (KODAM) Sriwijaya.
Benteng Kuto Besak (BKB) dapat dikembalikan namanya menjadi Keraton Kuto Besak dan berkolaborasi dengan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dalam satu kawasan di pinggir sungai Musi sebagai wadah untuk belajar mengenai Kesultanan Palembang Darussalam sehingga penjenamaan “Palembang Darussalam” dengan menciptakan citra kawasan berdampak pada penguatan penjenamaan. *