https://palpres.bacakoran.co/

Kucing Lebih Menyukai Orang yang Benci Mereka, Benarkah?

Kucing lebih menyukai orang yang benci mereka, benarkah?-Pexels.com/Peng Louis-

Lokasi penelitian di kandang kucing Battersea Cats and Dogs Home.

Satu orang ditinggalkan di sebuah ruangan dengan tiga ekor kucing.

BACA JUGA:3 Trik Mencegah Kucing Mencakar dan Menggigit Perabotan Rumah

BACA JUGA:Mengenal Norwegian Forest, Ras Kucing yang Pecinta Air

Satu per satu dibiarkan masuk untuk bermain selama lima menit.

Orang tersebut diminta untuk menunggu kucing mendatangi mereka, tetapi kemudian dibiarkan sendiri jika kucing tersebut rewel, mengajak bermain, atau memeluknya. 

Para peneliti merekam interaksi dan menilai seberapa nyaman kucing tersebut, bagaimana orang tersebut berperilaku, dan perilaku mana yang paling disukai kucing. 

Ternyata 80 persen dari semua interaksi manusia-kucing masuk dalam tujuh kategori, berdasarkan bagaimana manusia dan hewan bertindak dan merespons. 

Kategori teratas, atau praktik terbaik, adalah “pasif tetapi merespons terhadap kontak, dengan sentuhan minimal”. 

Kategori lainnya termasuk orang yang membelai area hijau yang disukai kucing, kecenderungan untuk memegang atau menahan kucing, dan yang hanya menyentuh area merah. 

Dalam penelitian itu, partisipan yang pernah tinggal bersama kucing cenderung bersikap sombong.

Pemilik yang paling berpengalaman juga cenderung membelai kucing di area kuning, seperti ekor, kaki, dan sepanjang punggung mereka, yang merupakan area yang kurang disukai dibanding wajah. 

Tim peneliti juga menemukan bahwa orang yang lebih tua lebih sering mencoba memegang dan menahan kucing daripada orang yang lebih muda. 

Sementara orang yang ekstrovert cenderung memulai kontak dengan kucing, sesuatu yang tidak disukai oleh hewan peliharaan karena mereka lebih suka memegang kendali atas kapan dan bagaimana interaksi akan dimulai. 

“Temuan kami menunjukkan karakteristik tertentu yang mungkin kita asumsikan akan membuat seseorang pandai berinteraksi dengan kucing,” kata peneliti utama Dr Lauren Finka, seorang ahli perilaku kucing di Nottingham Trent University.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan