Tamparan Keras untuk Wartawan Amplop, Mahasiswa Universitas Andalas Tuding Uang Dapat Mengaburkan Fakta
Artikel ini ditulis oleh Rahmi Syafia Azzahra, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas, Kota Padang, Sumatera Barat dengan judul “Wartawan Amplop: Ketika Uang Mengaburkan Fakta”.--kolase koranpalpres.com
Ini dapat memicu kesalahpahaman, memperkeruh suasana atau dapat mengundang terjadinya konflik.
Dan juga wartawan amplop akan merusak citra profesi jurnalis itu sendiri.
Mengatasi masalah wartawan amplop bukan hal yang mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini yaitu memperkuat kode etik jurnalistik.
BACA JUGA:KPU Ogan Ilir Batasi Wartawan Liputan Pendaftaran Bacalon Bupati dan Bacalon Wakil Bupati, Ada Apa?
Media perlu menegakkan kode etik dengan lebih tegas dan memberikan sanksi yang jelas kepada wartawan yang melanggar.
Selanjutnya, meningkatkan kesejahteraan wartawan dengan memberikan gaji dan tunjangan yang layak dapat mengurangi tekanan ekonomi yang sering menjadi alasan wartawan menerima amplop.
Dan mendorong transparansi dengan cara media perlu mengedepankan transparansi dalam proses pemberitaan dan menyatakan secara terbuka jika ada potensi konflik kepentingan.
Terakhir, meningkatkan literasi media publik dengan memberikan edukasi yang mendidik kepada masyarakat agar lebih kritis dalam mengonsumsi informasi.
BACA JUGA:Sukses Open Mic! Wartawan Palembang Ekspres Juara Lomba Stand Up Comedy di Pekan Raya Musi Rawas
BACA JUGA:Mantan Wartawan Edwar Sagala Siap Maju di Musda KNPI OKU Timur, Unggulkan Program Ini
Sehingga mereka dapat membedakan berita yang objektif dan berita yang berpihak.
Dapat kita simpulkan bahwa wartawan amplop adalah salah satu tantangan besar bagi jurnalisme di Indonesia.