https://palpres.bacakoran.co/

Sudah Ada Kopi dan Karet, Perkebunan Sawit di Kecamatan Tanjung Tebat Lahat Baru Bergerak

Sekretaris Disbun Lahat, Aryanti SSos didampingi Camat Tanjung Tebat, Yefri Kurniawan SSTP Msi memberikan arahan kepada pekebun, Rabu 11 Oktober 2023.--disbun lahat for palpres.bacakoran.co

BACA JUGA:Tekan Inflasi Kementan Bantu Benih Cabai di Lahat

"Salah satunya Nematoda parasit dengan nama latin Pratylenchus coffeae dan Radopholus Similis, atau dikenal penggerek buah kopi (PBKo) dan penyakit karat daun atau disebut Hemileia Vastatrix," terangnya.

Nah, untuk pengendaliannya sendiri penggunaan bahan tanam tahan terhadap Nematoda parasit, dengan jenis klon kopi robusta BP 308 untuk batang bawah.

"Yakni, penggunaan agensia biologis dengan jamur trichoderma untuk jamur akar putih (JAP), jamur beauveria untuk PBKo serta penggunaan atraktan dan senyawa perangkap hypotan," ulas dirinya.

Ia menghimbau, sedangkan persoalan pengemasan dan penyimpanan produk, biji kopi hasil sortasi dikemas dalam karung dengan beras bersih 60 kg/kemasan, setiap karung diberi label yang menunjukkan nama produk, jenis mutu dan identitas produsen dengan menggunakan cat dengan pelarut non minyak.

BACA JUGA:Akhir Masa Jabatan Bupati Lahat, Ini Pembangunan Infrastruktur Yang Telah Dicapai

"Biji kopi disimpan di dalam ruangan yang cukup bersih, dengan kelembaban udara tidak lebih dari 75 persen, ventilasi udara cukup, dan tidak bercampur dengan produk pertanian lainnya beraroma keras," papar Vivi.

Ia menuturkan, untuk tumpukan maksimum mencapai 6 karung, dan disanggah dengan palet dari papan kayu setinggi 8-10 centimeter (cm), jarak dari dinding 15-20 cm, dan jarak tumpukan karung dari plafon kisaran 100 cm.

"Untuk teknik penjemuran kopi sendiri dapat dilakukan di atas para-para atau pantai jemur, pada cuaca cerah diperkirakan waktu 2-3 Minggu hingga 12 persen, pembalikan biji dilakukan setiap 1-2 jam,” tukas Vivi. 

“Lalu tebal kopi yang dijemur antara 5-8 cm dan alat penjemur sebaiknya dilengkapi dengan penutup plastik," tandasnya.

BACA JUGA:Gelontorkan Rp27,4 M Untuk Bangun Akses Transportasi Desa Di Lahat, Ini Desanya

Terpisah, Camat Tanjung Tebat, Yefri Kurniawan SSTP Msi membenarkan, bahwasanya di daerah sini kebanyakan masyarakat condong ke pertanian. 

Tetapi, ada pula yang bercocok tanam kopi, karet dan sedikit kelapa sawit.

"Sosialisasi yang disampaikan pihak Disbun sangat baik sekali. Tentunya ini dapat menjadi alternatif bagi mereka. Selain menambah pendapatan keluarga," terangnya.

Dia berharap, apa yang disampaikan dapat menjadikan motivasi dan inspirasi, untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas terlebih lagi sektor perkebunan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan