https://palpres.bacakoran.co/

Jaga Kestabilan Pasokan Dan HET Pangan Kabupaten Lahat Lewat Program Ini

Kades Jagabaya, Bambang Heriadi ST membagikan bantuan beras kepada warga miskin, yang disalurkan dari pemerintah pusat-Foto:Bernat Albar-palpres

BACA JUGA:Tempat Pembuangan Sampah Terbakar Lagi, Babinsa Gercep Ikut Padamkan Api

Untuk pembayaran sembako di GPM ini nanti, Norris menjelaskan, pembayaran dilakukan menggunakan transaksi non tunai yang bekerja sama dengan Bank Sumsel Babel Lahat.

Polanya, masyarakat membeli kupon di kendaraan yang sudah disiapkan di lokasi, lalu langsung lakukan penukaran sembako di lokasi sesuai paket yang diambil.

"Satu kupon, hanya bisa untuk satu Kepala Keluarga dan beras yang disiapkan medium, dengan harga sesuai HET pemerintah, Rp55.000 perkilo," katanya.

Sementara itu, Kades Jagabaya, Bambang Heriadi ST menerangkan, untuk jatah desanya menerima 54 kepala keluarga (KK) dengan ukuran 10 Kg dari Pemerintah pusat melalui Dinas Sosial.

BACA JUGA:Naik Dua Strip, Ini Peringkat Terbaru Indonesia dalam Ranking FIFA

"Sangat mengapresiasi dan mendukung sekali, justru ini sangat membantu penduduk apalagi mereka yang dalam himpitan ekonomi," sebutnya.

Dia mengimbau, entah itu bantuan dari Dinas Sosial, Bulog, DKP atau lainnya yang penting masyarakat dapat makan. 

Hal ini dipengaruhi mahalnya harga beras yang dijual di tingkat pasar.

"Setidaknya mereka bisa diringankan bebannya, apalagi di Jagabaya pun untuk memulai musim tanam belum bisa terlaksana, mengingat rusaknya saluran irigasi," terangnya.

BACA JUGA:Perkuat Kerjasama, Kapolda Sumsel Kunjungi Kantor Bawaslu

Oleh karena itulah, adanya program tersebut senantiasa sedikit banyak menekan lonjakan komoditi kebutuhan keluarga sehari-hari.

"Tinggal bagaimana cara kita untuk menghemat sekaligus menjadi perhatian serius kedepannya, agar apa yang kita canangkan segera terealisasi," ulasnya.

Ia berharap, kepada masyarakat untuk memanfaatkan lahan-lahan pertanian atau perkarangan dengan menanam berbagai jenis palawija maupun sayur mayur.

"Kita mesti memutar otak untuk dapat bertahan ditengah-tengah, gejolaknya ketidakpastian harga keperluan rumah tangga dewasa ini," harap Bambang. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan