Mengenal 6 Pakaian Adat Pernikahan di Sumatera Selatan, Simbol Identitas dan Warisan Budaya
Pakaian adat pernikahan Sumatera Selatan memiliki simbol identitas dan warisan budaya secara turun menurun--yt/Difafam Channel
Pakaian adat pernikahan di OKU memperlihatkan kekayaan budaya lokal dengan dua gaya berbeda.
Pengantin pria Semendawai mengenakan kuluk bunga singgah dan baju popok kancing, sementara pengantin pria Banding Agung tampil dengan sigor ranau dan kopiah cupak.
Pengantin perempuan Banding Agung mengenakan mahkota sigor Ranau dan kebaya panjang bertabur bintang, sedangkan pengantin perempuan Semendawai memakai tajuk beringin dan baju kurung dari angkinan.
Variasi warna dan motif pada pakaian mereka mencerminkan kekayaan tradisi masing-masing etnis.
BACA JUGA:4 Parfum Laundry Terbaik, Pakaian Serasa Segar Sepanjang Hari!
4. Pakaian Pengantin Lahat
Kemeja atau rompi tanpa lengan dan leher dibalut jubah panjang teluk belango bersulam emas.
Pengantin perempuan mengenakan mahkota perak sepuh emas yang disebut tajuk cempaka 52 rejung, dengan pilis model mata lentik di dahi.
Baju kurungnya terbuat dari beludru bersulam benang emas, dengan kain songket sebagai bawahan.
BACA JUGA:Kenakan Pakaian Adat, Para Guru dan Siswa di Kota Pagaralam Peringati Hardiknas
BACA JUGA:Kenakan Pakaian Adat, ASN OKU Timur Gelar Upacara Peringatan Hardiknas, Ini Pesan Wabup
Pakaian adat Lahat mencerminkan pengaruh budaya Islam dan Melayu, dengan warna emas yang melambangkan kemewahan dan kekayaan.
5. Pakaian Pengantin Musi Rawas