Mengenal 6 Pakaian Adat Pernikahan di Sumatera Selatan, Simbol Identitas dan Warisan Budaya
Pakaian adat pernikahan Sumatera Selatan memiliki simbol identitas dan warisan budaya secara turun menurun--yt/Difafam Channel
Pengantin laki-laki Musi Rawas mengenakan tanjak rawas dari kain songket sebagai penutup kepala.
Baju popok dibalut jas, dengan celana angkinan satin kuning bermotif pucuk rebung yang ditutup kain wiro hingga di bawah lutut.
BACA JUGA:6 Merek Parfum Laundry Paling Wangi dan Tahan Lama Terbaru 2024, Bikin Pakaian Wangi Seharian!
BACA JUGA:Aturan Pakaian Seragam Berpeluang Ada ‘Bisnis Baru’ di Sekolah: Kualitas Dibagusin Bukan Pakaiannya!
Pengantin perempuan mengenakan mahkota rawas, rambutnya digelung malang dan dihiasi gandik dan sumping di telinga.
Baju kurungnya terbuat dari kain songket, dengan kain songket lepus sebagai bawahan.
Lehernya dihiasi kalung kebo munggah atau tapak jayo.
Pakaian adat Musi Rawas menunjukkan pengaruh budaya lokal dan tradisi pertanian, dengan motif pucuk rebung yang melambangkan harapan dan pertumbuhan.
BACA JUGA:Aturan Seragam Sekolah Baru 2024, Segini Biaya Beli Pakaian Adat di Pulau Jawa
BACA JUGA:Cara Ampuh Bersihkan Noda Pakaian Akibat Kena Tumpahan Makanan Lebaran, Yuk Simak Caranya!
6. Pakaian Pengantin Bangka
Pakaian Paksian adalah busana pengantin khas kota Pangkalpinang, yang terletak di Pulau Bangka.
Pengantin perempuan mengenakan baju kurung dari sutra atau beludru, yang disebut baju Seting, dengan kain besusur, kain lasem, atau kain cual sebagai bawahan.
Kepalanya dihiasi sorban yang disebut sungkon. Pakaian ini dipengaruhi oleh budaya China dan Arab.
BACA JUGA:Pedagang Pakaian di Pagaralam Berharap Pembeli Akan Ramai Akhir Ramadan