Separuh Pengguna Medsos Adalah Robot
Separuh pengguna medsos adalah robot dan menggunakan akun palsu-kominfo-
Hal itulah menurut dia, membuat Kominfo ingin memastikan bagaimana informasi dan konten yang ada di ruang informasi publik itu bisa terverifikasi.
BACA JUGA:Petani di OKU Timur Curhat di Medsos, Keluhkan Harga Jagung Merosot Tajam, Ini yang Jadi Penyebabnya
Ia pun menyebut pada umumnya konten fabrikasi itu dipesan untuk topik politik, terutama pada masa kampanye seperti perhelatan pilkada yang sudah memasuki tahapan seperti sekarang ini.
Menyikapi dan menyoroti masa Pilkada ini, Kominfo mengklaim sudah bertemu dengan platform media sosial membicarakan mitigasi Pilkada beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan mereka ini, semua pihak bersepakat bahwa ada mitigasi hoaks menjelang Pilkada serentak November mendatang.
“Yang kami undang dan juga berkomitmen itu YouTube, Meta, Tiktok, Google, Snack, dan X,” kata Dirjen Informasi Komunikasi Publik atau IKP Prabu Revolusi.
BACA JUGA:Pangdam II/Swj: Bijaksana Dalam Bermedsos, TNI Lembaga Dipercaya Masyarakat
Prabu membicarakan hal ini dalam acara Ngopi Bareng di Kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (13/9) lalu.
Menurut Prabu pula, mitigasi ini bakal dilakukan mulai minggu depan atau paling lambat dalam dua minggu lagi. Terutama ketika Komisi Pemilihan Umum atau KPU sudah menetapkan daftar nama calon kepala daerah. Untuk itu, Kominfo bakal mendaftarkan nama-nama kontestan tersebut itu kepada platform media sosial.
Berbagai platform media sosial akan melakukan tagging atau pendataan data, dengan demikian informasi terkait nama calon tersebut akan dijaga lebih ketat. Nantinya Kominfo menurunkan akan ada tim khusus untuk memantau beratus calon pimpinan daerah tersebut.
Dengan demikian diharapkan, penanganan hoaks atau disiniformasi bisa berlangsung lebih cepat.
BACA JUGA:Banyak Laporan Pelanggaran Netralitas ASN, Dilaporkan Lewat Medsos dan Alpikasi LAPOR
“Sebelum ini metode seperti ini belum pernah digunakan, jadi hoaks ini basisnya pelaporan, kemudian ditangani,” kata Prabu.
Prabu lantas mengakui belum ada nama khusus bagi tim pemantau khusus ini. Akan tetapi, metode tagging ini bakal diperlakukan untuk semua media sosial yang ikut dalam pertemuan tersebut.
Memang pelaksanaan pilkada serentak semakin mendekat. Bahkan pada akhir bulan ini akan ada penetapan bakal calon kepala daerah untuk menjadi calon kepala daerah.