5 Lagu dalam Mini Album Daerah Karya Wanda Lesmana, Nomor 3 Cerita Kesultanan Palembang Darussalam
Seniman Palembang Wanda Lesmana (tengah) diapit Sultan Palembang Darussalam SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diradja, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Provinsi Sumsel Kristanto Januardi, Kasi Museum Negeri Sumsel Adie Citra Sandy dan Isnayanti --kurniawan/koranpalpres.com
BACA JUGA:Karnaval Budaya Meriahkan HUT Ke-77 Muara Enim, Simak Harapan Pj Bupati Ahmad Rizali
Di tempat sama, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Kristanto Januardi menuturkan, kegiatan ini sangat sayang untuk dilewatkan.
Karena adanya berbagai kegiatan yang positif, selain memberikan wadah dalam merilis Mini Album Daerah Palembang, tapi juga ada pameran warisan budaya di auditorium OPI Mall yang bisa dinikmati masyarakat umum dari mulai 25 hingga 27 November 2023
“Tema pameran diambil dari guratan aksara dalam Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang yakni Manalap Siddhayatra," bebernya.
Kata Manalap dapat diartikan sebagai mengambil atau mencari, sementara Siddhayatra berasal dari dua kata berbahasa Sansekerta yaitu Siddha dan Yatra yang memiliki arti perjalanan suci yang telah dilakukan seseorang dan telah berhasil sampai tujuan.
BACA JUGA:Strategi Jitu Disbudpar Sumsel Membikin Pelajar Cinta Budaya Daerah
Melalui kalimat manalap siddhayatra, prasasti ini mengabadikan kisah perjalanan dan keberhasilan penaklukan wilayah Minanga pada Era Dhapunta Hyang.
Dalam pameran ini ditampilkan replika kerangka manusia dari Gua Harimau menjadi objek yang mewakili periode prasejarah di Sumsel.
Objek ini dipilih karena merupakan bukti bahwa lebih dari 2.000 tahun silam, daerah perbukitan di sisi barat Sumsel telah dihuni oleh manusia purba.
“Artinya, peradaban beserta kebudayaannya telah lahir jauh sebelum catatan kemasyhuran Kedatuan Sriwijaya,” tambahnya.
BACA JUGA:6 Warisan Budaya Takbenda Terbaru di Sumatera Selatan, Nomor 5 Sering Ditemui di Moment 17 Agustusan
Pada periode berikutnya, jejak kejayaan Kedatuan Sriwijaya hingga Kesultanan Islam juga turut ditampilkan.
Beberapa objek seperti prasasti emas, mata uang kuno, hingga kerangka kapal kuno.
Selain itu, terdapat pula hasil temuan masyarakat seperti alat tukar, ingot timah seberat 35 kg, hingga manik-manik.
Relief candi dan beberapa tinggalan dari peradaban klasik di daerah Bumiayu, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) juga turut dipamerkan.