Mayoritas Warga Gumay Talang Lahat Pilih Budidaya Karet, Tapi 2 Tanaman Ini Tetap Ada

Perwakilan Disbun Lahat memberikan arahan kepada masyarakat Gumay Talang, Rabu 25 Oktober 2023.--disbun lahat for palpres.bacakoran.co

LAHAT – Mayoritas warga Kecamatan Gumay Talang, Kabupaten Lahat lebih memilih budidaya tanaman karet.

Kendati demikian masih ada juga sebagian warganya yang berkebun kelapa sawit dan kopi.

Hanya saja beberapa bulan belakangan produktivitas karet di sini cenderung mengalami penurunan.

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Lahat Vivi Anggraeni SSTP Msi menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab rendahnya produktivitas karet.

BACA JUGA:Mirip Mulak Ulu, Mata Pencaharian Mayoritas Warga Mulak Sebingkai Lahat sebagai Pekebun Kopi

Antara lain urai Vivi, kurangnya pemeliharaan, populasi tinggi dan penyadapan pada saat tanaman masih muda.

"Hal ini memicu pasokan getah karet yang dihasilkan berpengaruh sehingga produksi pun sedikit sekali apabila pekebun salah mengimplementasikan mekanisme penanam yang benar," sebut Vivi, Rabu (25/10/2023).

Nah, khususnya bagi tumbuhan karet yang memang memiliki daya adaptasi sangat luas. 

Namun, daerah optimalnya haruslah memenuhi beberapa kriteria tertentu.

BACA JUGA:Ternyata Ini Sebabnya, Masyarakat Kecamatan Kota Lahat Lebih Memilih Menanam Karet dan Kelapa Sawit

Daerah yang akan ditanami karet jelas Vivi, memiliki suhu udara kisaran 24-28 derajat celcius, curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun, dengan bulan kering selama 3 bulan.

Kemudian penyinaran matahari antara 5-7 hari, kelembaban harus tinggi, kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas.

“Lalu tanah dengan pH 5-6 (batas toleransi 3-8), serta ketinggian lahan 200 meter dari permukaan laut (mdpl)," cetusnya.

Selain itu, sambung Vivi, ada beberapa faktor penyebab rendahnya produktivitas karet di Indonesia, disebabkan banyak tanaman tua yang belum diremajakan, bahan tanam dengan standar kualitas rendah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan