Mayoritas Pekebun di Kikim Selatan Lahat Pilih Karet dan Kelapa Sawit, Ini Saran Vivi Anggraeni

Perwakilan Disbun Lahat didampingi Camat Kikim Selatan, Hermansyah HB SE dan FKKD foto bersama, Kamis 2 November 2023.--disbun lahat for palpres.bacakoran.co

BACA JUGA:95 Persen Penduduk Mulak Ulu Lahat Pekebun Kopi, Sisanya Bercocok Tanam Budidaya Ini

Potong pelepah yang menganggu TBS yang berada di dasar.

"Setelah itu, potong TBS dengan menggunakan dodos (Blade 8 dan 14 cm), untuk perkebunan berada di atas 8 tahun, dapat memotong pelepah dengan egrek dan menaruhnya di gawangan," cetus Vivi.

Ia menyampaikan, untuk melakukan replanting memproses lahan menggunakan mesin ripper, luku 1, luku 2 dan TBS Hauling Road, topping Staples dan chipping. 

Kemudian staping planted points, menanam mucuna branhteata, menggali lubang, pemupukan lubang, menyebarkan bio fungisida dan menanam benih.

BACA JUGA:Pagar Gunung Lahat Cenderung Lebih Padu dengan Tanaman Karet dan Kopi, Keunggulannya di Sini

"Ketika merobohkan tanaman pokok, pekebun membuat lubang dari eks bola tissue ukuran 1,5 m x 1,5 m x 1,5 m. Ketebalan Shredder adalah 10 cm dalam bentuk disc,” beber Vivi. 

“Lokasi tanaman yang pernah roboh dapat dijadikan gembur dengan menggunakan bucket ekscavator," timpalnya.

Berikutnya, masih menurut Vivi, untuk penanaman mucuna yang biasa ditanam adalah 715 ST/Ha. 

Benih harus berusia 2 bulan di pembibitan sebelum tanam di tanah. 

BACA JUGA:Sudah Ada Kopi dan Karet, Perkebunan Sawit di Kecamatan Tanjung Tebat Lahat Baru Bergerak

"Saat di gawangan, pekebun menanam empat baris dari empat benih. (1 Barus untuk setiap baris tanaman 2 Barus di gawangan). Untuk pengembangan lahan yang menggunakan bahan kimia, pekebun merobohkan pangkal pohon kelapa sawit dengan ekscavator," pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan