Debat Pertama Wali Kota Palembang, Direktur Mahapatih Sentil Media Sosialisasi KPU ‘Tak Merakyat’
Direktur Mahapatih menilai media sosialisasi KPU tak merakyat karena hanya menggunakan baliho dan momentum debat kandidat--Kolase
“Debat itu ada unsur pembeda dari program paslon melihat dari problematika yang ada di masyarakat sehingga menghasilkan gagasan produksi terhadap problematika yang terjadi,” tegasnya.
BACA JUGA:Waduh! Ada Pertemuan Kapolda Sumsel Dengan Ketua KPU Sumsel, Bahas Apa?
BACA JUGA:Lagi, Tim Intelijen Kejari Banyuasin Datangi Kantor KPU, Apa Tujuannya?
Poin penting dalam Pilkada tersebut adalah sebuah pesta demokrasi yang diimplementasikan pada politik gagasan.
“Dengan kata lain, bukan sekedar kampanye untuk mempengaruhi para pemilih, tapi lebih pada program masing-masing yang nantinya bisa diimplementasikan pada 5 tahun ke depan,” ujar Direktur Masyarakat Hukum Tata Negara dan Peneliti Pemilu.
Dilihat dari aspek konstitusi, pemilu merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat dengan sistem mekanisme pemilu.
“Debat ini bukan mengadu kepintaran tapi gagasan sehingga masyarakat tercerdaskan dari sistem demokrasi, itulah yang namanya civic education,” tegasnya.
BACA JUGA:Daftar ke KPU Lampirkan 1 Istri, Saat Kampanye Cawako Prabumulih Arlan Malah Pamer 4 Istri
BACA JUGA:Datangi Kantor KPU, Begini Ternyata Tujuan Tim Intelijen Kejari Banyuasin
Untuk itulah, dia berharap agar KPU maupun para paslon harus ikut berperan secara aktif dalam mencerdaskan masyarakat dalam Pilkada.
Sehingga produk pemimpin dari Pemilu ini bisa diandalkan masyarakat dalam membangun daerahnya.