Kementan Target Cetak 125 Ribu Ha Sawah Baru di OKI untuk Dukung Swasembada Pangan di Era Prabowo
Kementan berupaya memperkuat ketahanan pangan nasional --
KAYUAGUNG, KORANPALPRES.COM – Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), salah satu wilayah terluas di Sumatera Selatan dengan 18 kecamatan yang membentang, kini menjadi fokus utama Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sebagai bagian dari visi besar swasembada pangan yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto, pemerintah menargetkan pencetakan sawah baru seluas 125.625 hektare di OKI.
Rencana ambisius ini tidak terlepas dari target nasional Kementan yang ingin mencetak satu juta hektare sawah baru pada 2025.
Langkah awal ini akan menjadi pondasi kuat bagi pemerintahan Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam mendorong Indonesia menuju kedaulatan pangan.
BACA JUGA:Ketahanan Pangan Budidaya Ikan Nila TMMD ke 122 Kodim Lahat Bergulir, Ini Buktinya
Menurut Husnain, MSc PhD, salah satu pakar pertanian yang hadir dalam rapat koordinasi Program Cetak Sawah di Kantor Bupati OKI, potensi lahan di Sumatera Selatan mencapai 409.997 hektare, dengan OKI sebagai wilayah prioritas.
“OKI memiliki potensi cetak sawah terbesar, disusul Banyuasin dengan 65.754 hektare, serta Muba, Ogan Ilir, dan OKU Timur,” jelasnya.
Program swasembada pangan, yang masuk dalam agenda strategis pemerintahan Prabowo-Gibran, ditargetkan tercapai pada 2027.
Untuk itu, Kementan telah merancang dua strategi utama, yakni intensifikasi pertanian melalui pompanisasi dan perbaikan irigasi, serta ekstensifikasi dengan pencetakan sawah baru.
BACA JUGA:Tingkatkan Ketahanan Pangan, Ini Langkah Dilakukan Babinsa Koramil Payung
"Di tahun 2025, kami akan mulai dengan mencetak 1 juta hektare sawah, meningkatkan oplah sebesar 1 juta hektare, memperbaiki irigasi, menyinkronkan waduk, dan mengurangi impor pangan, dengan harapan produksi nasional meningkat hingga 2,5 juta ton," ujar Husnain.
Tidak hanya berfokus pada lahan luas yang minim penduduk, program ini juga menyasar petani kecil melalui pendekatan pola rakyat, yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani lokal.