Awal November Hujan Mulai Rutin Turun, Tren Suhu Panas Indonesia Berakhir?
Musim hujan mulai tiba, tren suhu panas maksimum berakhir-grafika-
Wilayah yang menerima limpahan curah hujan tinggi tersebut meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung bagian utara.
Kemudian wilayah-wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur.
Juga akan ada di Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, sebagian Bali, sebagian kecil NTT, Kepulauan Maluku, dan Papua.
BACA JUGA:Lagi Hujan Mau Jalan? Pakai GoCar Aja, Ada Diskon Hingga 50 Persen, Buruan Klaim Yuk
BACA JUGA:Anti Rembes! 5 Jas Hujan Terbaik 2024, Tetap Kering Selama Perjalanan
Di samping hal itu terdapat sekitar 15 persen wilayah Indonesia yang diprediksi mengalami curah hujan tahunan di atas normal.
Wilayah-wilayah tersebut antara lain sebagian kecil Aceh, Riau, Sulawesi bagian tengah dan utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian kecil Sulawesi tenggara, sebagian kecil NTT, sebagian kecil kepulauan Maluku, dan sebagian Papua bagian tengah.
Meskipun begitu, BMKG mendorong semua pihak agar memanfaatkan curah hujan untuk mengisi waduk, bendungan, irigasi, dan embung-embung, demi menjamin ketahanan air dan energi persiapan musim kering yang dapat memicu bencana kekeringan hingga kebakaran kawasan hutan dan lahan (karhutla) tahun depan.
Dalam hal ini BMKG memetakan pula sebanyak satu persen wilayah Indonesia diprediksi mengalami hujan di bawah normal antara lain Sumatera Selatan bagian barat, Bali, NTT, NTB, Maluku utara, dan Papua Barat bagian utara, pada medio Mei-Juli 2025.
BACA JUGA:Masuk Musim Penghujan, PUPR Palembang Rutin Sisir Anak Sungai, Salah Satunya di Kawasan Ini
Tahun Depan Suhu Diperkirakan Lebih Panas
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, wilayah Indonesia akan mengalami suhu lebih panas atau kenaikan temperatur pada 2025.
Sebelum ini sudah mengalami cuaca panas pada Oktober 2024 karena minimnya tutupan awan dan pengaruh pergerakan semu Matahari, terutama di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, suhu permukaan rata-rata bulanan di wilayah Indonesia pada 2025 diprediksi mengalami anomali sekitar +0,3 hingga +0,6 derajat Celsius. “Ini berarti lebih hangat, lebih panas sebesar +0,3 hingga +0,6 derajat Celsius pada bulan Mei hingga Juli 2025 dengan rata-rata lebih hangatnya ini 0,4 derajat Celsius,” ujar Dwikorita