Nyayu Khodijah: Dari Palembang Untuk Indonesia
Nyayu Khodijah memiliki dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan yang dibuktikan dengan prestasi yang diraih UIN Raden Fatah Palembang--Ist
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Nyayu Khodijah adalah seorang akademisi kelahiran Palembang, 25 Agustus 1970.
Ia merupakan anak ke-9 dari 11 bersaudara, lahir dari seorang ayah bernama Kiagus Ahmad Rivai dan ibu bernama Nyimas Ema, ketika belum genap berusia dua tahun Nyayu diadopsi oleh orang tua angkatnya yang bernama Kiagus Muhammad Yunus dan Nyimas Ayu.
Nyayu Khodijah besar dan tumbuh di keluarga yang berkecukupan dalam ekonomi, baik keluarga kandung dan keluarga angkatnya.
Nyayu menjadi nama depannya menandakan bahwa ia merupakan keturunan bangsawan Palembang.
BACA JUGA:Menag Lantik 18 Eselon II, Rektor UIN Raden Fatah Nyayu Khodijah Jadi Direktur KSKK Madrasah
BACA JUGA:Hari Bahasa Arab Sedunia, UIN Raden Fatah Palembang Gelar Seminar Internasional ATALIC 2024
Latar belakang keluarga ini menyumbang banyak bagi perkembangan karakter Nyayu Khodijah. Keluarganya sangat mementingkan pendidikan, baik pendidikan formal maupun non-formal.
Ia mengenyam pendidikan dasar di MI Qur’aniyah VI Palembang. Ketika berusia sembilan tahun ia ditinggal wafat oleh ayah kandungnya, satu tahun kemudian Nyayu Kembali ditinggal wafat ayah angkatnya.
Ditinggal oleh dua ayah diwaktu yang berdekatan tidak membuat Nyayu berlarut dalam kesedihan, ia meyakinkan dirinya untuk terus melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
Didikan keluarga dan pengalaman pendidikan membuat Nyayu Khodijah tumbuh menjadi perempuan yang pintar, tegas, supel, mempunyai sifat kepemimpinan dan prinsip.
BACA JUGA:BANGGA! UIN Raden Fatah Palembang Raih Predikat Badan Publik Informatif Tahun 2024
BACA JUGA:Lulusan Terbaik UIN Raden Fatah Palembang di Wisuda ke-91, ini Koleksi Prestasi Jihan Kirana
Sikap kritis dan kepedulian sosialnya semakin tumbuh ketika Nyayu menempuh pendidikan tinggi di IAIN Raden Fatah Palembang atau yang kini dikenal sebagai UIN Raden Fatah Palembang.
Di masa kuliah, Nyayu bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), melalui PMII Nyayu membangun model idealisme kepemimpinannya yang berlandaskan pada religiusitas, moralitas, intelektualitas, dan kepekaan sosial untuk mewujudkan cita-cita luhur kaum terpelajar.