Danamon dan Adira Finance Kolaborasi Tanam 32.000 Pohon Mangrove
Head of HCGA Share Service Adira Finance, Awal Diyananda Kepala KPHL Unit II Batam Lamhot M Sinaga SHut MSi, dan Regional Corporate Officer Danamon Region Sumatera 1, Riana Suagiat secara simbolik memulai program CSR Penanaman Mangrove yang merupakan kola--
BACA JUGA:Bank Muamalat Kolaborasi dengan Unisba, Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah
“Perubahan iklim telah menyebabkan Pulau Batam mengalami ancaman kenaikan permukaan air laut. Sayangnya, seperti daerah lainnya, hutan mangrove yang menjadi pertahanan alamiah mengalami penjarahan dan alih fungsi lahan,” jelas Regional Corporate Officer Danamon Region Sumatera 1 Riana Suagiat.
Kolaborasi Danamon dan Adira Finance dengan pemerintah setempat diharapkan bisa menahan laju perubahan iklim.
Serta kerusakan hutan mangrove yang terjadi, baik yang disebabkan oleh penjarahan atau alih lahan.
Mangrove tidak hanya berfungsi sebagai benteng pertahanan alami yang melindungi pulau dari ancaman kenaikan air laut.
Tetapi juga menjadi tempat berlindung bagi berbagai jenis hewan dan tanaman yang hidup di ekosistem pesisir.
Selain itu, keberadaan mangrove juga memiliki manfaat ekonomi yang signifikan.
Pohon mangrove dapat mengurangi kerusakan akibat abrasi, membantu menjaga keberlimpahan ikan dan udang di perairan sekitar.
Serta menjadi daya tarik wisata alam yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Kolaborasi Danamon dan Adira Finance dalam pengembangan Kawasan Mangrove Tanjung Piayu, Batam adalah contoh nyata dari upaya bersama untuk menjaga ekosistem pesisir dan mengurangi efek perubahan iklim. Melalui penanaman ribuan pohon mangrove dan pembangunan fasilitas pendukung, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar dan masyarakat setempat,” jelas Riana.
Dengan semangat yang tinggi dan komitmen yang kuat, Danamon dan Adira Finance membuktikan bahwa kolaborasi antar perusahaan, dapat menjadi katalisator untuk perubahan positif dan keberlanjutan.
Upaya ini diharapkan dapat menginspirasi berbagai gerakan dalam menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
Berdasarkan data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, sekitar 27 persen kawasan mangrove di Kepulauan Riau berada di Pulau Batam.
Mayoritas kerusakan dan hilangnya lahan mangrove terjadi di kawasan hutan.
Data yang sama juga menunjukkan bahwa kerusakan mangrove di Kepulauan Riau mencapai 37.364 hektar, dengan 24.624 hektar lahan mangrove yang rusak terletak di kawasan hutan.