Relung Forum dan FJP Sentil Politik Kotor Memenangkan Suara Rakyat, Kontestan Pilkada Kebakaran Jenggot
Relung Forum dan FJP Sentil Politik Kotor Memenangkan Suara Rakyat, Kontestan Pilkada Kebakaran Jenggot --
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Sepekan lebih menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Sumatera Selatan (Sumsel), para kontestan pemilu terus mencari cara bagaimana memenangkan suara rakyat.
Berikut ini hasil diskusi bertema "Strategi Pamungkas Memenangkan Suara Rakyat" yang digelar Relung Forum bersama Forum Jurnalis Parlemen (FJP) dapat dijadikan acuan para kontestan.
Puluhan jurnalis, akademisi dan aktivis pegiat antikorupsi hadir dan aktif terlibat dalam diskusi tersebut.
Di penghujung acara, para peserta diskusi bersepakat untuk menolak keras praktik politik kotor berupa money politic atau politik uang yang diyakini merusak demokrasi.
BACA JUGA:Ancam Integritas Bangsa, Mahasiswa Universitas Andalas Kecam Politik Uang di Kontestasi Pilkada 2024
BACA JUGA:Tegas! MUI Ogan Ilir Sampaikan Ini Terkait Politik Uang
Diskusi yang berlangsung pada Sabtu, 16 November 2024 ini menghadirkan 3 narasumber dari berbagai latar belakang.
Narasumber masing-masing Ketua FJP Dudi Oskandar, Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan dan Politik (PSKP) Dr. Ade Indra Chaniago, M.Si, dan Direktur Eksekutif Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA) Rahmat Sandi Iqbal.
Ketiga narasumber kompak menyatakan keprihatinan atas maraknya politik uang yang kerap menjadi "senjata" para oknum calon kepala daerah untuk meraup dukungan.
Ketua FJP Dudi Oskandar menyoroti peran media dalam Pilkada dan mengkritisi penggunaan strategi politik kotor seperti politik uang dan kampanye hitam.
BACA JUGA:Stop Money Politics! Mahasiswa Universitas Andalas ini Dorong Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula
BACA JUGA:Masa Kampanye, Cawagub Riezky Aprilia Ajak Stop Money Politics, Adu Konsep dan Program!
Menurut dia, hingga saat ini masih banyak calon kepala daerah memanfaatkan peran media mainstream, namun dampaknya tidak signifikan dibanding praktik money politic.
“Hal inilah yang merusak demokrasi kita," singgungnya.