Keanekaragaman Hayati Kabupaten Kerinci, Mahasiswa Universitas Andalas Sebut Warisan Alam yang Harus Dijaga
Artikel berjudul Keanekaragaman Hayati Kabupaten Kerinci: Warisan Alam yang Harus Dijaga ditulis oleh Hafiza Cahyani Fitri, Mahasiswa Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.--dokumentasi pribadi
Harimau Sumatra, misalnya, kini hanya tersisa beberapa ratus ekor di alam liar, dan sebagian besar berada di kawasan TNKS.
Ancaman lainnya adalah perubahan iklim global yang memengaruhi pola cuaca dan ekosistem di wilayah ini.
Peningkatan suhu global dapat mengganggu siklus hidup flora dan fauna endemik, serta memengaruhi produktivitas lahan pertanian yang menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat.
Upaya Pelestarian dan Peran Masyarakat
Untuk menjaga keanekaragaman hayati Kabupaten Kerinci, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal, dan berbagai pihak terkait.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperkuat pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai kawasan konservasi.
Hal ini meliputi peningkatan patroli hutan untuk mencegah pembalakan liar dan perburuan, serta rehabilitasi lahan-lahan yang telah rusak.
Pemerintah daerah juga dapat mendorong pengembangan ekowisata berbasis komunitas.
Konsep ini tidak hanya melindungi alam tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat setempat.
Misalnya, desa-desa di sekitar TNKS dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata yang menawarkan pengalaman berkelanjutan, seperti trekking di hutan, pengamatan burung, dan edukasi tentang keanekaragaman hayati.
Edukasi kepada generasi muda juga menjadi kunci pelestarian.
Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga alam, diharapkan akan muncul lebih banyak inisiatif lokal untuk mendukung konservasi.