Mahasiswa Universitas Andalas Bocorkan Kunci Swasembada Pangan Berkelanjutan di Indonesia, Apa Aja Ya?
Keanekaragaman Hayati dan Plasma Nutfah Kunci Swasembada Pangan Berkelanjutan di Indonesia, ini Kata Mahasiswa Universitas Andalas.--dokumentasi
Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan Indonesia mencapai swasembada pangan dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun mendatang dengan mencetak luas lahan panen hingga empat juta hektar di akhir masa jabatannya.
Namun, potensi besar ini terancam oleh eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, konversi lahan, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pelestarian.
BACA JUGA:Apakah Indonesia Sudah Aman dari Korupsi? Ini Kata Mahasiswa Universitas Andalas
Jika keanekaragaman hayati terus mengalami penurunan, kita akan kehilangan sumber daya genetik yang sangat penting bagi inovasi pertanian di masa depan.
Menurut Subejo adalah masifnya konversi lahan atau alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.
Di tengah isu perubahan iklim, konversi lahan menjadi ancaman serius dalam upaya peningkatan produksi padi sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia.
Kondisi ini menjadi ironi mengingat kebutuhan cetak lahan sawah diprediksi terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan permintaan padi.
Untuk itu, menjaga keanekaragaman hayati dan plasma nutfah bukan hanya soal untuk melestarikan lingkungan, tetapi juga untuk strategi esensial dalam mencapai swasembada pangan.
Pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan masyarakat harus berjalan bergandengan tangan dalam upaya konservasi.
Pendidikan dan penelitian berbasis komunitas, perlindungan kawasan lindung, serta penguatan kebijakan pemanfaatan berkelanjutan adalah langkah konkret yang perlu terus didorong.
Dengan komitmen bersama, kita dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk menciptakan ketahanan pangan yang tangguh, sekaligus melestarikan kekayaan alam untuk generasi mendatang.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Sebut 2 Hal Kunci Utama dalam Pemberantasan Korupsi