Bronjong Penahan Banjir 80 Meter Desa Nanjungan Lahat Selesai, Ini Kata Kades
BRONJONG : Tampak bangunan bronjong penahan banjir di Sungai Jelatang, Dusun 1, Desa Nanjungan, Kecamatan Kikim Selatan selesai dikerjakan-Bernat/koranpalpres.com-
LAHAT, KORANPALPRES.COM - Bangunan bronjong sepanjang lebih kurang 80 meter, terletak di Dusun 1, Desa Nanjungan, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat terlihat berdiri kokoh dan selesai dikerjakan.
"Alhamdulillah, dinding tersebut diperuntukkan menahan air Sungai Jelatang masuk ke pemukiman penduduk," jelas Kepala Desa (Kades), Agung Saputra, Senin 6 Januari 2025.
Terlebih lagi, memang antara pemukiman penduduk dengan aliran Sungai Jelatang tidak berjauhan, maka pemerintah desa (Pemdes) mengambil langkah cepat mengantisipasi kemungkinan terjadi.
"Keseluruhan dana pembangunan berasal dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kabupaten Lahat, sehingga mampu menahan arus desa sungai apabila musim penghujan," imbaunya.
BACA JUGA:Mempermudah Proses Memanen Padi, Desa Nanjungan Lahat Gunakan Alat Canggih Ini
BACA JUGA:Ketahanan Pangan Jadi Titik Fokus Tim Monev Cek ke Desa Nanjungan Lahat, Intip Yuk
Ia menambahkan, sejauh ini aliran Sungai Jelatang sedang surut hanya saja, pihaknya terus memberikan pelayanan terbaik untuk menjaga kestabilan ditengah-tengah rakyat.
"Terlebih lagi, Desa Nanjungan ini merupakan kawasan dengan luasan terbesar di daerah Pangi," ungkap Agung Saputra.
Tentu saja, sambung dia, dengan adanya infrastruktur bronjong tersebut akan memberikan aksesibilitas bagi perlindungan warga.
"Disamping menunjang aktifitas mereka sehari-hari, dengan memanfaatkan sungai Jelatang sebagai wadah roda perekonomian penduduk desa," pungkas dia.
BACA JUGA:Ditinggal Bekerja, Rumah 2 Lantai di Desa Nanjungan Lahat Hangus Terbakar, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Sunatan Massal Gratis, Warga Desa Nanjungan Lahat 'Serbu' Puskesmas Dan Sampai Lakukan Ini
Terpisah, Pj Bupati Lahat, Imam Pasli SSTP Msi mengemukakan, bahwasanya pihaknya terus melakukan pembangunan yang memang dinilai urgensi (mendesak), diperlukan oleh masyarakat desa sehingga sepenuhnya dimanfaatkan.
"Kami tidak ingin bangunan tersebut hanya mubazir saja dengan menghabiskan anggaran hingga ratusan juta, kalau tidak ada kepentingan mendesak bagi warga desa," imbau dirinya.