Hanya 8 Ekor Gajah Tersisa di HSA Lahat, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Reporter: Bernat |

Editor: Bernat |

Senin , 06 Jan 2025 - 18:07

Hutan Suaka Alam (HSA) PLG Serelo Lahat kini hanya memiliki 8 ekor gajah-kolase-

hanya 8 ekor gajah tersisa di hsa lahat, apa yang sebenarnya terjadi?                            lahat, koranpalpres.com - hutan suaka alam (hsa) plg serelo lahat kini hanya memiliki 8 ekor gajah.
hewan yang dilindungi ini menempati habitat yang cukup luas sekitar ratusan hektar, di area yang membentang di kecamatan merapi barat dan selatan. 
kepala balai konservasi sumber daya alam (bksda) wilayah ii lahat, yusmono membenarkan, bahwa sebelumnya total gajah ada 10 ekor, sementara dua gajah lainnya dipindahkan ke jambi pada sebelum tahun 2022.
"ya terakhir ada dua dipindahkan. kini hanya tinggal 8 ekor gajah di lahat," ujarnya, senin 6 januari 2025.
baca juga:bronjong penahan banjir 80 meter desa nanjungan lahat selesai, ini kata kades
baca juga:alhamdulillah, spal sepanjang 183 meter desa pagardin lahat kelar dikerjakan, ini buktinya 
menurutnya, pengembangbiakan gajah saat ini belum terlihat, meski begitu pihaknya memastikan akan mencari solusi untuk menghasilkan keturunan para induk gajah. karena itu merupakan tujuan dari pihaknya konservasi. 
"delapan gajah ini berumur 20 sampai 30 tahun, semua usia dewasa. memang belum ada yang melahirkan, tapi kita cari solusinya," sebut dirinya.
dikatakan yusmono, gajah-gajah sumatera ini saat ini tumbuh sehat di wilayah hsa. baik pemberian pakan secara rutin, termasuk menjaga kesehatannya. 
"ada petugas di sana. bahkan memberikan vitamin dan cek kesehatan rutin dilakukan," ungkap dia.
baca juga:disbun lahat siap pasok kebutuhan swasembada pangan, vivi anggraeni: kita dukung program pemerintah
baca juga:siap 1000 persen majukan olahraga lahat, ferly: tetap santun dan berpikir realistis
selain itu, untuk menghindari pemburuan liar, pihaknya memastikan sudah memasang kamera pengintai, dan melakukan patroli rutin serta dengan penjagaan ketat. 
"disisi lain untuk konflik masyarakat dan gajah sudah berhenti lama, khususnya untuk lokasi ada yang dekat permukiman. kini semuanya aman sebab kita tempatkan petugas," tandas dia.
sementara itu, camat merapi selatan, sabarudin mengemukakan, bahwasanya pihaknya terus melakukan komunikasi sekaligus koordinasi dengan pemerintah desa (pemdes) setempat.
"agar didalam aktifitas penduduk untuk tidak mendekat di sarana pelatihan gajah tersebut, untuk menjaga keamanan maupun kenyamanan," paparnya.
baca juga:situs megalitik terbanyak di indonesia, tapi kenapa belum ada dinas kebudayaan lahat?
baca juga:perwakilan kejari lahat ini hadir di upacara peringatan hab kementerian agama ke-79, siapa?
ia berharap, konflik yang sudah terjadi silam lalu dapat menjadikan pelajaran berharga, agar sama-sama memahami keadaan yang ada sehingga semuanya kompak selalu.
"paling tidak hubungan keduanya saling erat, dijauhkan dari konflik terjadi sebelumnya untuk keberlangsungan kehidupan perkembangbiakan hewan gajah," beber dia.