Pj Gubernur Sumsel Presentasi Keberhasilan Penanganan Karhutla di Dubai

Pj Gubernur Agus Fatoni mendapat kesempatan berbicara dalam sesi Talkshow “B5. Role of ACCTHPC: towards FOLU Net Sink 2030 and Haze Free ASEAN by 2030” sebagai bagian dari the 28th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Cl-Humas Pemprov Sumsel-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, Agus Fatoni mendapat kesempatan berbicara dalam sesi Talkshow “B5. Role of ACCTHPC: towards FOLU Net Sink 2030 and Haze Free ASEAN by 2030” sebagai bagian dari the 28th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change di Uni Emirat Arab, 10 Desember 2023.

ACCTHPC (Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control) atau Pusat Koordinasi Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas, merupakan instrumen kerja sama antara negara-negara ASEAN dalam mengatasi dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. 

Penandatanganan kesepakatan kerja sama negara-negara ASEAN melalui ACCTHPC ini berlangsung saat KTT ASEAN di Jakarta, September silam.

Sedangkan Conference of the Parties atau COP merupakan pertemuan tahunan yang diinisasi oleh PBB untuk menilai capaian negara-negara anggota dalam menekan emisi karbon.

BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Beri Atensi Khusus Pj Bupati Lahat Untuk Segera Tuntaskan Program Prioritas

BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Optimis Penyelenggaraan Pemilu 2024 di Sumsel Berjalan Aman, Nyaman, Damai dan Sukses

Pada COP ke-28 ini, Paviliun Indonesia menggelar gelar wicara atau talkshow untuk menjabarkan tentang langkah yang telah dan sedang dilakukan dalam menekan emisi karbon. 

Adapun Fatoni berkesempatan berbagi pengalaman dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang dijalankan oleh Pemprov Sumsel di tahun 2023.

Dalam paparannya berjudul “Role of Local Government to Support the Operationalization of ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC)”, Fatoni menjabarkan perkembangan kondisi terbaru, yakni terjadi penurunan hotspot atau titik panas.

“Pada tahun 2015, jumlah hotspot tercatat sebanyak 27.043 titik, kemudian menurun menjadi 23.818 titik di tahun 2019, dan berkurang lagi menjadi 19.849 titik di tahun 2023 ini.

BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Lantik Dja’Far Shodiq sebagai Bupati Ogan Komering Ilir

BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Apresiasi Kegiatan Rembuk Aktivis Sumsel 2023 untuk Kemajuan Daerah 

Kondisi ini dapat menjadi indikasi adanya keberhasilan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang efektif yang dilakukan Provinsi Sumatera Selatan,” tuturnya.

Tren penurunan titik panas ini, Fatoni melanjutkan, juga ekuivalen dengan luas area yang terbakar. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan