Nasib Wayang Palembang Terkini, Akulturasi Budaya yang Asing di Tanah Kelahirannya
Nasib Wayang Palembang saat ini masih terasa asing di tanah kelahirannya, padahal Wayang Palembang merupakan hasil akulturasi budaya pada masa Kesultanan-Foto: Alhadi Farid/koranpalpres.com-
“Bahkan lukisan makhluk hidup juga dilarang karena tidak sesuai dengan syariat Islam,” tegas Vebri.
Saat ini, sambung Vebri, Wayang Palembang mengalami mati suri karena tidak mendapat dukungan dari pemerintah.
BACA JUGA:Ciptakan Generasi Disiplin, Prajurit Kodim 0421/LS Lakukan Pembinaan Saka Wira Kartika
Menurutnya, keberlangsungan Wayang Palembang harus mendapat dukungan dari berbagai elemen mulai dari pemerintah, komunitas dan lainnya.
“Pengelola grup, pertunjukan serta pemeliharaan wayang sudah dilakukan sejak tahun 2004. Namun hingga saat ini Wayang Palembang masih stagnan, belum ada pendukung,” jelasnya.
Menurutnya, pendukung Wayang Palembang masih sangat minim karena belum begitu menarik.
Sehingga harus dibutuhkan peran pemerintah dalam mendukung serta mengembangkan pemerintah agar Wayang Palembang bisa terus dilestarikan.
BACA JUGA:Donor Darah Serentak, Kodam II/Swj Bantu Stok PMI dan Peringati Hari Juang TNI AD
BACA JUGA:Tahu Kamu Hukum Wadh'i? Yuk Pelajari Disini
“Keberlangsungan Wayang Palembang merupakan tanggung jawab pemerintah karena komunitasnya sendiri sudah berusaha melestarikan kesenian tradisional ini,” jelasnya.
Sementara itu, Sultan Mahmud Badaruddin IV (SMB IV) Jaya Wikrama Sultan Raden Muhammad Fauwaz Diradja, S.H., M.Kn mengatakan, Wayang Palembang merupakan kebudayaan harus dilestarikan karena menjadi salah satu keunikan yang memiliki banyak budaya.
“Dalam setiap pertunjukan Wayang Palembang ada petuah sehingga ada pesan sosial kepada masyarakat,” terangnya.
Oleh sebab itulah, pihaknya berharap pelestarian Wayang Palembang ini harus bersinergi dengan berbagai stakeholders.