Ini 5 Wilayah di Dunia yang Melarang Penggunaan Mobil, Ada yang dari Indonesia

Desa Penglipuran di Bali merupakan salah satu wilayah di dunia yang menerapkan wilayah bebas dari kendaraan-Bali Tourism-
3. Hamburg, Jerman
Dilansir dari Business Insider, Hamburg adalah salah satu kota besar di Eropa yang berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada mobil. Dengan proyek Grünes Netz atau Green Network, kota ini menargetkan untuk mengurangi penggunaan kendaraan secara bertahap hingga tahun 2035.
Beberapa area di pusat kota sudah mulai melarang mobil. Daerah itu dialihkan menjadi zona ramah pejalan kaki serta pesepeda. Kebijakan berhasil sebab punya sistem transportasi umum yang efisien, termasuk kereta bawah tanah, bus listrik, dan jalur sepeda yang semakin diperluas. Hamburg berusaha menjadi kota yang lebih hijau, nyaman, dan meminimalisasi jejak karbon yang dihasilkan oleh kendaraan pribadi.
BACA JUGA:10 Kota Terpanas di Indonesia 2024, Ada Kotamu Nggak?
4. Fes el-Bali, Maroko
Fes el-Bali di Maroko adalah salah satu kota bersejarah yang turut melarang penggunaan mobil sejak lama. Dilansir dari Trip Advisor, wilayah ini adalah labirin jalanan sempit yang dipenuhi dengan pasar tradisional, rumah-rumah tua, serta bangunan bersejarah yang sudah berdiri selama berabad-abad.
Struktur jalanannya memang tidak memungkinkan kendaraan untuk masuk, sehingga warga dan pengunjung harus berjalan kaki atau menggunakan keledai sebagai alat transportasi utama.
Kebijakan ini akhirnya tidak saja menjaga daya tarik budaya kota, tetapi juga melindungi bangunan-bangunan kuno dari dampak negatif polusi kendaraan.
BACA JUGA:7 Kota Terhijau di Indonesia, Suasana Asri, Bebas Polusi Dijamin Betah Tinggal di Sini
BACA JUGA:5 Fakta Menarik Palembang, Pernah Kota Terbersih di ASEAN Era Eddy Santana Putra
5. Penglipuran, Bali
Penglipuran di Bali sebagai salah satu desa adat terbaik di Indonesia, dikenal sangat menjaga tradisi dan kelestarian lingkungannya dengan sangat baik.
Dikutip dari laman Detik Travel, salah satu kebijakan utama yang diterapkan di desa ini adalah larangan penggunaan kendaraan di dalam area pemukiman utama, baik motor maupun mobil.
Kegiatan dan pergerakan di dalam desa dilakukan dengan berjalan kaki. Atau menggunakan sepeda untuk menciptakan suasana yang tenang dan bebas polusi. Kebersihan dan ketertiban di Penglipuran inilah yang menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam serta budaya Bali tanpa gangguan kendaraan.