Solusi Cerdas Penanganan Kasus Eksploitasi Eks Pemain Sirkus OCI, ini Kata Mahasiswi Universitas Andalas

Reporter: M Iqbal |

Editor: M Iqbal |

Kamis , 19 Jun 2025 - 21:16

Artikel opini berjudul Kasus Eksploitasi Eks Pemain Sirkus OCI (Oriental Circus Indonesia) : Dugaan Pelanggaran HAM ini disusun oleh Hasyana Siti Al Qesya, mahasiswi Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.--freepik

KORANPALPRES.COM - Sebelum masuk pada pembahasan kasus eksploitasi yang terjadi pada eks pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI).

Eksploitasi adalah tindakan atau kegiatan yang bertujuan untuk memanfaatkan sesuatu secara berlebihan atau menyalahgunakan, seringkali dengan tujuan keuntungan pribadi atau untuk kepentingan orang lain.

Ini bisa mencakup pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, atau bahkan hubungan sosial secara tidak adil.

Kasus eksploitasi eks pemain OCI sedang hangat-hangatnya diperbincangkan publik hal ini juga diungkapkan oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer angkat suara terkait dugaan eksploitasi yang diduga dialami oleh mantan pemain OCI.

Meski belum ada laporan resmi yang diterima oleh Kementerian Ketenagakerjaan terkait kasus ini, Immanuel menegaskan bahwa pemerintah harus tetap berkomitmen melindungi hak-hak pekerja terlebih jika menyangkut anak-anak.

Keterangan dari para pemain OCI tersebut disampaikan di hadapan Wakil Menteri HAM Mugianto pada Selasa 15 April 2025.

Menurut eks pemain OCI yang bernama Butet, mengatakan bahwa sejak dari kecil, dirinya tidak tahu apa-apa sama sekali.

Pada saat itu Butet mengaku masih usia sekitar 2 tahun, dan dia tidak tahu dibawanya ke mana pokoknya dia sudah ada di Jalan Balikpapan, Petojo.

"Saya di situ sekitar umur 3 atau 4 tahun saya dibawa ke Oriental Circus," kenang Butet.

solusi cerdas penanganan kasus eksploitasi eks pemain sirkus oci, ini kata mahasiswi universitas andalas                            artikel opini berjudul kasus eksploitasi eks pemain sirkus oci (oriental circus indonesia) : dugaan pelanggaran ham ini disusun oleh hasyana siti al qesya, mahasiswi ilmu politik, universitas andalas, padang, sumatera barat.
koranpalpres.com - sebelum masuk pada pembahasan kasus eksploitasi yang terjadi pada eks pemain sirkus oriental circus indonesia (oci).
eksploitasi adalah tindakan atau kegiatan yang bertujuan untuk memanfaatkan sesuatu secara berlebihan atau menyalahgunakan, seringkali dengan tujuan keuntungan pribadi atau untuk kepentingan orang lain.
ini bisa mencakup pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, atau bahkan hubungan sosial secara tidak adil.
baca juga:mahasiswa universitas andalas soroti ketertiban dan pungutan parkir liar di kawasan wisata pantai padang
baca juga:waspada bahaya narkoba menghantui kampus, mahasiswa universitas andalas tawarkan solusi pencegahan
kasus eksploitasi eks pemain oci sedang hangat-hangatnya diperbincangkan publik hal ini juga diungkapkan oleh wakil menteri ketenagakerjaan immanuel ebenezer angkat suara terkait dugaan eksploitasi yang diduga dialami oleh mantan pemain oci.
meski belum ada laporan resmi yang diterima oleh kementerian ketenagakerjaan terkait kasus ini, immanuel menegaskan bahwa pemerintah harus tetap berkomitmen melindungi hak-hak pekerja terlebih jika menyangkut anak-anak.
keterangan dari para pemain oci tersebut disampaikan di hadapan wakil menteri ham mugianto pada selasa 15 april 2025.
menurut eks pemain oci yang bernama butet, mengatakan bahwa sejak dari kecil, dirinya tidak tahu apa-apa sama sekali.
baca juga:mahasiswa universitas andalas soroti tambang nikel di raja ampat, sentil aspek lingkungan hingga pemerintah
baca juga:konstitusi dalam cengkeraman politik, mahasiswa universitas andalas sindir pilpres 2024
pada saat itu butet mengaku masih usia sekitar 2 tahun, dan dia tidak tahu dibawanya ke mana pokoknya dia sudah ada di jalan balikpapan, petojo.
"saya di situ sekitar umur 3 atau 4 tahun saya dibawa ke oriental circus," kenang butet.
butet mengaku tak pernah mengetahui siapa orang tua aslinya karena sejak kecil telah diambil oleh keluarga pemilik oci dari orang tuanya sejak tahun 1975.
"di situ saya melihat semakin waktu berjalan kok kekerasan saya terima bersama teman-teman". kata butet dalam tayangan metro yv, jumat, 18 april 2025.
baca juga:kampus bukan tempat pelecehan seksual, mahasiswi universitas andalas sebut hukum harus berpihak pada korban
baca juga:mahasiswi universitas andalas optimis sosialisasi mampu meningkatkan kesadaran politik perempuan 
mereka mengalami kekerasan berlangsung sejak tahun 1970-an.
pengalaman pahit yang mereka alami selama bertahun-tahun berupa kekerasan fisik, eksploitasi, hingga perlakuan tidak manusiawi.
di antaranya, dipasung, dirantai, disetrum, dipisahkan dengan anak, dan dijejali kotoran gajah.
hingga saat ini, ia dan 7 orang mantan pekerja sirkus oci lainnya sedang berupaya memperjuangkan kasus mereka.
baca juga:orang kecil sering dikorbankan, mahasiswa universitas andalas kritik penegakan hukum di indonesia 
baca juga:data pribadi bocor dengan mudah, mahasiswa universitas andalas beber 3 hal penting untuk dilakukan
eks pemain oci belum menemukan penyelesaian yang tuntas, terutama terkait kompensasi bagi para mantan pemain sirkus dan pengungkapan asal-usul anak-anak yang pernah menjadi bagian dari lingkungan oci.
founder oci sekaligus komisaris taman safari indonesia, tony sumampau membantah tudingan bahwa pihaknya melakukan praktik eksploitasi dan perbudakan terhadap para pemain circus di bawah naungan oci.
kuasa hukum eks pemain sirkus oci meminta kasus dugaan eksploitasi dan kekerasan yang dialami eks pemain oci diselesaikan menggunakan undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia.
hal ini disampaikan dalam rapat umum komisi iii dpr bersama pemain oci, pihak taman safari indonesia, dan direktur reserse kriminal umum polda jawa barat kombes polisi surawan.
baca juga:bukan hanya gelar atau jabatan, mahasiswi universitas andalas sebut integritas jadi syarat utama memimpin
baca juga:undang banyak tanya, mahasiswi universitas andalas kritik pengesahan ruu tni oleh dpr ri
ternyata kasus ini sudah lama diperkarakan tapi tak kunjung juga diusut.
melihat kejadian ini kita kembali bertanya tanya di mana letak penegakan hukum yang adil itu.
rasa prihatin yang mendalam kepada korban yang seharusnya pada usia itu mereka mendapatkan perlakuan yang baik dan layak.
tetapi nyatanya yang mereka alami malah sebaliknya, diperlakukan lebih hina dari pada binatang.
baca juga:bukan sekadar keluhan emosional sesaat! mahasiswa universitas andalas sebut overthinking musuh dalam selimut
baca juga:mahasiswa universitas andalas gandeng bundo kanduang, soroti fenomena glass ceiling versus matrilineal minang
mendengar tentang kasus ini seharusnya kita harus mulai membuka pikiran kenapa bisa ekspolitasi manusia bisa terjadi di negeri ini yang katanya di salah satu dasar negara nya berbunyi "kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan bagi seluruh rakyat indonesia".
nyatanya para korban tidak dapat merasakan apa itu keadilan dan kemanusiaan itu.
kasus ini sangat menyentuh, terutama karena menyangkut anak-anak yang tumbuh dalam ketidakpastian identitas dan kehilangan masa kecil mereka.
bila semua tuduhan benar, ini bukan hanya eksploitasi manusia, tapi juga pelanggaran berat terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
baca juga:sumber daya alam melimpah, mahasiswa universitas andalas heran kok indonesia nomor 4 termiskin di dunia
baca juga:mahasiswa universitas andalas kecam tingginya ukt kuliah bebani mahasiswa, ini dampak buruknya!
selama puluhan tahun, para korban menyimpan trauma dan luka batin, yang menunjukkan bahwa sistem perlindungan anak dan pekerja di masa lalu sangat lemah.
meski pihak oci membantah, pengakuan korban yang konsisten dan diperkuat oleh komnas ham tidak bisa diabaikan begitu saja.
kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan hak anak dan pekerja, serta perlunya transparansi dan akuntabilitas dari pihak-pihak terkait.
penyelesaian yang adil dan tuntas melalui jalur hukum diharapkan dapat memberikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.
baca juga:mahasiswa universitas andalas sebut pilkada di pasaman: ujian nyata bagi hukum dan demokrasi kita, nah loh!
baca juga:bukan sekadar formalitas, mahasiswa universitas andalas sebut loyalitas kadang bikin kita angkat alis
mengingat kompleksitas dan lamanya kasus ini berlangsung, serta adanya klaim dan bantahan dari berbagai pihak, penyelidikan yang menyeluruh dan independen sangat diperlukan.
hal ini untuk memastikan bahwa semua fakta terungkap dan keadilan dapat ditegakkan bagi semua pihak yang terlibat.