https://palpres.bacakoran.co/

Kupas Tuntas! 2 Sejarawan Sumsel Ungkap Faktor Utama Kenapa Sungai-Sungai di Palembang Semakin Kritis

Narasumber berfoto bersama penyelenggara dan peserta FGD bertajuk "Sungai: Jejak Sejarah, Realita Hari Ini, dan Masa Depan Kota Palembang" yang diinisiasi Cermin Kota dan Dinas PUPR Kota Palembang.--dokumentasi

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Membicarakan kondisi sungai-sungai di Palembang sangat menarik untuk didiskusikan.

Seperti Focus Group Discussion (FGD) bertema "Sungai: Jejak Sejarah, Realita Hari Ini, dan Masa Depan Kota Palembang" yang diinisiasi Cermin Kota dan Dinas PUPR Kota Palembang.

FGD berlangsung di Utopia Palembang, Senin sore 14 Juli 2025 menghadirkan 2 sejarawan dan peneliti Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan (Puskass) dari 2 perguruan tinggi negeri di Sumsel.

Narasumber pertama, sejarawan Universitas Sriwijaya (Unsri), Dedi Irwanto di awal paparan mendeskripsikan kondisi sungai-sungai di Palembang di masa sekarang hingga menariknya ke masa dulu.

BACA JUGA:Sejarawan Sumsel Ungkap Sejarah Kelam Kantor Wali Kota Palembang, ada Kisah Mistis dan Kebijakan Kontroversial

BACA JUGA:Kritik Pedas Sejarawan Vebri Al Lintani Atas Lambannya Penetapan Cagar Budaya Kota Palembang

Dedi yang juga Ketua Puskass mengaku prihatin melihat sungai-sungai, atau lebih tepatnya anak-anak sungai di Palembang, yang dulu menjadi nadi kehidupan masyarakatnya.

Namun saat ini sambung Dedi, di tengah hiruk-pikuk modernisasi, sungai-sungai di kota Palembang kondisinya semakin kritis. 

Padahal dari awal keberadaan Kota Palembang hingga masa kolonial, terekam dalam catatan sejarah bahwa kota ini memiliki ratusan anak sungai.

Belakangan sebagian besar anak-anak sungai tersebut telah ditimbun, terpapar pencemaran limbah, atau ditelantarkan hingga dibiarkan mati. 

BACA JUGA: Libatkan Seniman dan Sejarawan, Pemkot Palembang Hidupkan Kembali Tiga Wisata Heritage di BKB Ini

BACA JUGA:Sejarawan Unsri Sebut Alasan Tepat Masjid Agung Al-Furqon Jua-Jua OKI Harus Ditetapkan Jadi Benda Cagar Budaya

Ironisnya singgung Dedi, pemerintah seakan mengabaikan akar masalahnya, sementara kesadaran pentingnya ekosistem sungai telah hilang dari lapisan masyarakat.

Lebih lanjut Dedi menitikberatkan pentingnya penyelamatan sungai–sungai di Palembang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan