Merajut Kasih di Maulid Nabi, Santunan Yatim & Dhuafa, Teladan Nyata dari Ajaran Rasulullah
Merajut Kasih di Maulid Nabi, Santunan Yatim & Dhuafa, Teladan Nyata dari Ajaran Rasulullah-Freepik-
Tujuannya bukan sekadar meringankan beban ekonomi mereka, tetapi juga menghadirkan kehangatan kasih sayang, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah.
Di banyak daerah di Indonesia, tradisi ini dilakukan dengan penuh kekhidmatan.
BACA JUGA:Kapan Maulid Nabi 2025 dan Apa Artinya? Simak Disini!
BACA JUGA:Wah! Ada Perwakilan Kejari Banyuasin Hadir di Peringatan Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW
Anak-anak yatim diundang ke masjid, mushala, atau rumah warga untuk bersama-sama mengikuti doa, zikir, dan pembacaan shalawat, kemudian diberikan santunan.
Suasana penuh haru dan kebersamaan ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya pada memberi, tetapi juga pada melihat senyum mereka yang terbantu.
Di era modern ini, semangat berbagi di momen Maulid Nabi semakin relevan.
Banyak komunitas, lembaga pendidikan, dan organisasi sosial yang menggelar program santunan dengan cara yang lebih kreatif, seperti penggalangan dana online, bazar amal, hingga program beasiswa bagi anak yatim.
BACA JUGA:Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 Tanggal Berapa? Cek Jadwal Libur dan Long Weekend Disini
BACA JUGA:Wah! Ada Perwakilan Kejari Banyuasin Hadir di Peringatan Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW
Semua ini bertujuan menjaga nilai kepedulian sosial agar terus hidup di tengah masyarakat.
Rasulullah SAW adalah sosok yang penuh kasih, selalu mendahulukan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi.
Dengan meneladani beliau, kita diingatkan untuk tidak hanya fokus pada ibadah ritual, tetapi juga menguatkan ibadah sosial, yaitu berbagi dengan sesama.
Perayaan Maulid Nabi bukan sekadar momen seremonial, tetapi panggilan untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.