Merajut Kasih di Maulid Nabi, Santunan Yatim & Dhuafa, Teladan Nyata dari Ajaran Rasulullah
Merajut Kasih di Maulid Nabi, Santunan Yatim & Dhuafa, Teladan Nyata dari Ajaran Rasulullah-Freepik-
KORANPALPRES.COM - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu menjadi momen penuh makna bagi umat Islam di seluruh dunia.
Tidak hanya sekadar memperingati kelahiran Rasulullah, Maulid Nabi juga menjadi kesempatan untuk merenungkan kembali ajaran beliau, khususnya tentang kepedulian terhadap sesama.
Salah satu wujud nyata dari perayaan Maulid Nabi di berbagai daerah adalah kegiatan santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa, yang menjadi cerminan nyata kasih sayang dan ajaran mulia Rasulullah SAW.
Maulid Nabi sebagai Momentum Spiritual dan Sosial, Maulid Nabi diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.
BACA JUGA:Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW dari Meneladani Akhlak hingga Menyebar Syukur
Tradisi ini biasanya diisi dengan kegiatan pengajian, pembacaan shalawat, serta ceramah yang membahas kisah hidup Nabi Muhammad SAW.
Namun, makna Maulid tidak berhenti pada ritual keagamaan saja. Lebih dari itu, Maulid Nabi juga menjadi sarana untuk memperkuat nilai kepedulian sosial.
Karena Rasulullah selalu menekankan pentingnya membantu fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang membutuhkan.
Dengan mengadakan santunan di momen Maulid, umat Islam tidak hanya memperingati lahirnya Nabi, tetapi juga menghidupkan kembali teladan mulia beliau dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Persiapan Maulid Nabi: Merajut Cinta Rasul dalam Acara Penuh Syukur
BACA JUGA:9 Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Indonesia, Jadi Bukti Harmoni Islam dan Budaya Nusantara
Rasulullah SAW bersabda, Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini.”* (HR. Bukhari). Hadis ini menunjukkan betapa mulianya orang yang peduli kepada anak yatim.
Santunan anak yatim dan kaum dhuafa di momen Maulid Nabi biasanya dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pemberian bantuan sembako, uang tunai, hingga program makan bersama.