Sultan Palembang Puji Penulis Buku Sejarah Palembang Dalam Pantun, Kira-Kira Kenapa Ya?
Sultan Palembang Darussalam SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diradja (duduk, paling tengah) bersama narasumber, panitia penyelenggara dan peserta Bedah Buku berjudul Sejarah Palembang Dalam Pantun di hari ketiga Peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam, Rabu 3 --dok koranpalpres.com
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Memasuki hari ketiga rangkaian peringatan peristiwa bersejarah Pertempuran 5 Hari 5 Malam di Kota Palembang diisi dengan kegiatan Bedah Buku berjudul Sejarah Palembang Dalam Pantun karya Amanda Maida Lamhati atau Fir Azwar.
Masih seperti 2 hari sebelumnya, kegiatan Bedah Buku berjudul Sejarah Palembang Dalam Pantun ini juga dipusatkan di Gedung Kesenian Palembang, Rabu, 3 Januari 2024.
Penyelenggara kegiatan menghadirkan 3 narasumber masing-masing langsung si penulis buku yakni Fir Azwar.
Dua narasumber lainnya yakni budayawan kota Palembang Vebri Al-Lintani dan sejarawan kota Palembang Kemas Ari Panji.
BACA JUGA:Kenang Jasa Para Pahlawan Petempuran 5 Hari 5 Malam Melalui Lomba Puisi
BACA JUGA:Catat Ya! Berikut Ini Rangkaian Kegiatan Peringatan Perang 5 Hari 5 Malam di Kota Palembang
Di barisan tamu dan undangan, tampak hadir di antaranya Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jayo Wikramo Raden Muhammad (RM) Fauwaz Diradja SH MKn didampingi RM Rasyid Tohir Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, seniman Palembang Heri Mastari.
Kemudian ada juga Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumsel Kristanto Januardi, para guru dan puluhan pelajar SMA di Palembang, seniman dan budayawan kota Palembang.
Kepada wartawan, Sultan Palembang Darussalam, SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diradja menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat atas terlaksananya Bedah Buku berjudul Sejarah Palembang Dalam Pantun.
“Memang jarang ditemukan buku seperti ini yang memang sangat bagus di mana menggabungkan sejarah dan pantun sehingga kita belajar sejarah melalui seni yang indah dan berkesan,” tutur Sultan.
BACA JUGA:Pangdam II/Swj Sambut Brigjen TNI Tri Wahyu Muttaqien Sebagai Irdam
BACA JUGA:Gus Miftah Bikin Perut Warga Ogan Ilir 'Sakit', Loh Kok Bisa? Ini Penyebabnya
Menurut beliau, banyak sekali orang-orang yang mengkotakkan kalau sejarah harus dipelajari dengan metode sejarah murni tapi seperti penulis buku ini berani mengkolaborasikan seni dan budaya menjadi perpaduan yang sangat cantik.
“Semoga orang–orang bisa mempelajari sejarah dengan cara yang menyenangkan dalam berseni ini dan diapresiasi, mudah-mudahan dikeluarkan kembali buku-buku selanjutnya yang berhubungan dengan seni dan sejarah ini,” tukas Sultan.